1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7]
6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

Minggu, 31 Januari 2010

DEHIDRASI

Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi terjadi karena
• kekurangan zat natrium;
• kekurangan air;
• kekurangan natrium dan air.
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu
Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia.

Dehidrasi, Mudah Menyerang dan Berbahaya
SUDAH banyak orang yang tahu apa itu dehidrasi. Toh, tetap saja yang terserang dehidrasi tidak sedikit. Padahal, sebenarnya dehidrasi bisa dicegah. Dan cara mencegahnya lebih mudah daripada mengobati.
ISTILAH dehidrasi sudah tidak asing lagi. Dehidrasi, yang berarti kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk, ini bisa menyerang siapa saja, dari anak kecil hingga orang tua. Hanya saja dehidrasi kerap dianggap sebagai masalah sepele.
Padahal, sebenarnya dehidrasi itu cukup berbahaya. Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan). Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia.
Menurut Dr Tanya TM Rotikan SpKO, jika dilihat dari perbandingan total kadar air dalam tubuh, sebenarnya yang paling rentan terkena dehidrasi adalah anak kecil dan orang tua. Soalnya, tubuh anak kecil banyak mengandung lemak, dan lemak hanya mengandung air lebih kurang 20 persen.
Sementara itu pada tubuh orang yang sudah tua, kadar air dalam tubuhnya sudah semakin menurun akibat proses penuaan organ-organ tubuh. Tapi, kalau dilihat dari perbandingan jenis kelamin, maka perempuanlah yang lebih mudah terserang dehidrasi dibandingkan dengan laki-laki. Penyebabnya sama seperti pada anak kecil, tubuh perempuan lebih banyak lemak daripada tubuh laki-laki.
Namun, jika dilihat dari perbandingan aktivitas, remajalah yang paling mudah terkena dehidrasi. Pasalnya, pada usia remaja umumnya kita lagi senang-senangnya melakukan berbagai kegiatan, hingga aktivitas fisik pun jadi meningkat drastis. Contohnya saja main basket setiap jam istirahat, mengejar-ngejar bus ketika mau berangkat dan pulang sekolah, traveling atau out bound begitu liburan sekolah tiba, melakukan extreme sport atau games bersama teman-teman di waktu senggang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan ini menguras tenaga dan juga cairan tubuh. Saat melakukan berbagai kegiatan itu kulit pasti banyak mengeluarkan keringat. Paru-paru pun banyak mengeluarkan uap melalui pernapasan.
Tanda dehidrasi
Lantaran dianggap sepele, tanda-tanda kemunculan dehidrasi kerap kali tak disadari. Gejala kalau kita kena dehidrasi ringan seperti haus, mulut kering, dan bibir kering, sering dianggap sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja. Baru kalau sudah memasuki tingkat yang lebih tinggi lagi (dehidrasi sedang), dan muncul tanda-tanda lain seperti tonus kulit jadi menurun (kalau kulit dicubit, kulit akan lama kembali ke bentuk semula alias tidak kenyal), dan berat badan menurun, kita menjadi lebih aware.
Kalau dehidrasi ini sudah sampai pada tingkat yang lebih berat, tanda-tanda yang muncul akan lebih banyak lagi. Yaitu mata menjadi cekung, kulit menjadi pucat, ujung-ujung jari menjadi dingin karena aliran darah ke kapiler-kapiler ini menjadi berkurang, warna kulit di ujung-ujung jari juga kadang jadi kebiru-biruan karena oksigen yang dibawa oleh aliran darah berkurang, dan denyut nadi melonjak dari cepat sekali menjadi super lambat. Sedangkan secara psikologis penderita juga jadi apatis dan kesadarannya perlahan-lahan menurun.
Selain perbedaan tanda-tanda dehidrasi tersebut, ada satu tanda dehidrasi yang berlaku umum (selalu muncul pada tingkat dehidrasi mana pun), yaitu pengurangan frekuensi dan volume urine serta perubahan warna air seni. Orang yang terkena dehidrasi selain jadi jarang kencing dan jumlahnya sedikit, warna air seninya juga jadi lebih pekat.
Untuk masalah perubahan warna air seni, semakin tinggi tingkat dehidrasinya, warna air seni akan semakin pekat. Penyebabnya, kalau dehidrasi tubuh secara otomatis akan menahan semua cairan, termasuk cairan yang mestinya dibuang seperti air seni. Semakin lama lama air seni itu ditahan, maka jumlah kotoran yang terkandung di dalamnya akan semakin banyak, hingga mengakibatkan warnanya menjadi keruh.
Yang perlu diingat, meski telah dibagi dengan spesifik tanda-tanda dehidrasi berdasarkan tingkatannya, tetapi pada kenyataannya ketika kita mengalami dehidrasi, tanda-tanda ini kerap muncul dalam waktu yang nyaris bersamaan. Tidak usah heran, karena dehidrasi memang merupakan gradasi. Jadi kalau sekarang kita sudah terkena dehidrasi ringan, lalu tidak cepat ditanggulangi, maka dalam beberapa saat saja dehidrasi yang kita alami akan langsung meningkat ke tingkat yang sedang hingga tingkat yang berat.
Pencegahan dehidrasi
Agar tidak terkena dehidrasi, cara pencegahan yang utama, menurut dokter Tanya adalah sering-sering minum, minimal lima belas menit sekali. Dan air yang diminum sebaiknya air putih biasa, bukan teh, kopi, atau minuman bersoda. Sebab, minuman-minuman ini mengandung kafein yang bersifat deuresis atau menambah frekuensi kencing. Kalau kencing terus kan cairan tubuh makin banyak yang hilang.
Selain itu juga jangan minum minuman yang terlalu manis. Karena kalau kita minum minuman yang terlalu manis akan merangsang keluarnya hormon insulin yang meningkatkan kadar gula darah. Kalau hal ini sampai terjadi, maka efeknya kita justru akan bertambah lemas. Lagi pula, kalau minum minuman yang manis-manis, kita tidak bisa minum banyak karena perut akan terasa kenyang. Sehingga meski sudah minum, jumlah cairan tubuh yang keluar tetap belum bisa tergantikan.
Cara pencegahan lain, kalau hendak beraktivitas di luar ruangan, kita juga harus memperhatikan pakaian yang dikenakan. Sebaiknya pakai pakaian yang menyerap keringat seperti pakaian yang terbuat dari katun. Soalnya, pakaian yang menyerap keringat sangat membantu mengurangi penguapan cairan tubuh.
"Kalau termasuk orang yang gemar berolahraga, supaya bermanfaat olahraga sebaiknya dilakukan tiga sampai lima kali seminggu saja, selama dua puluh menit sampai enam puluh menit. Kriteria ini terutama berlaku untuk remaja," jelas dosen jurusan Kedokteran Olahraga FKUI ini.
"Sebab, kalau kurang dari tiga kali menjadi kurang bermanfaat untuk jantung dan paru-paru, tetapi lebih dari lima kali juga tidak baik. Itu namanya over training. Dan ini bahaya sekali. Kalau over training nafsu makan berkurang, enggak bisa tidur, dan badan sakit semua," lanjut dokter Tanya.
Bagaimana kalau sudah telanjur terkena dehidrasi?
"Kalau dehidrasinya masih dalam tingkat ringan, banyak-banyaklah minum. Terutama minum minuman kesehatan yang bisa mengganti ion tubuh. Tapi kalau sudah tidak bisa minum lagi, ya apa boleh buat, harus diinfus!"katanya.
Artinya, jika kita tahu aktivitas kita tinggi, maka mencegah dehidrasi lebih baik daripada tiba-tiba kita lemas akibat kekurangan cairan. Membawa minuman air putih sebagai persiapan juga disarankan.
Klasifikasi Dehidrasi
Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan, sedang, atau berat.
1. Dehidrasi Ringan
Tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya anak terlihat agak lesu, haus, dan agak rewel.
2. Dehidrasi Sedang
Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala berikut:
• Gelisah, cengeng
• Kehausan
• Mata cekung
• Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi semula.
3. Dehidrasi berat
Tandanya ditemukan 2 atau lebih gejala berikut:
• Berak cair terus-menerus
• Muntah terus-menerus
• Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
• Tidak bisa minum, tidak mau makan
• Mata cekung, bibir kering dan biru
• Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik
• Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari.
• Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi
DEHIDRASI

PENGERTIAN
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air (dehidrasi hipotonik).
Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter.
Penting diketahui perubahan fisiologi pada usia lanjut. Secara umum, terjadi penurunan kemampuan homeostatik seiring dengan bertambahnya usia. Secara khusus, terjadi penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas. Disamping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi konsentrasi ginjal, renin, aldosteron, dan penurunan respons ginjal terhadap vasopresin.

DIAGNOSIS
Gejala dan tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada sama sekali. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan mata cekung sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan akut lebih dari 3%. Tanda klinnis obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik. Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan aksila lembab/basah, suhu tubuh meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (bj) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan proteinuria), serta rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpaadanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat – obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload (gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan hipertensi portal, penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).

Defisit cairan (litar) = cairan badan total (CBT) yang diinginkan – CBT saat ini
CBT yang diinginkan = kadar na serum X CBT saat ini
140
CBT saat ini (pria) = 50% X berat badan (kg)
CBT saat ini (perempuan) = 45% berat badan (kg)

jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan Na Cl 0,9% atau dekstrosa 5 % dengan kecepatan 25 – 30 % dari defisit cairan total per hari. Pada dehidrasi hipertonik cairan NaCl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksana dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.

KOMPLIKASI
Gagal ginjal, sindrom delirium akut
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
WEWENANG
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri
UNIT YANG MENANGANI
Devisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam
UNIT TERKAIT
Divisi di Departemen Ilmu Penyakit Dalam yang terkait dengan keterlibatan etiologi dehidrasi, Bidang Keperawatan
Dehidrasi merupakan istilah yang digunakan untuk menandakan keadaan kekurangan cairan tubuh. Keadaan itu diakibatkan oleh hilangnya cairan tubuh yang berlebihan. Dehidrasi disebut juga dengan anhidrasi, deaquasi, atau hipohidrasi.
Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi pada penderita muntaber, demam tinggi, dan lain-lain. Pengeluaran cairan itu biasanya disertai dengan hilangnya garam dan mineral pada tubuh.
Seberapa banyak cairan tubuh itu berkurang hingga bisa disebut dehidrasi? Berat badan manusia terdiri atas kira-kira 60 persen cairan. Setiap harinya, sekitar 1,7 liter cairan dikeluarkan melalui urine dan sekitar 100 mililiter dikeluarkan lewat usus. Pengeluaran cairan lainnya sebanyak satu liter terjadi melalui keringat dan pernapasan.
Kehilangan cairan itu akan digantikan oleh cairan yang didapat dari konsumsi makanan dan minuman sebanyak tiga liter sehari. Pada cuaca yang sangat panas, orang akan lebih banyak membutuhkan minum sebagai kompensasi terhadap cairan yang juga lebih banyak keluar dari tubuh lewat penguapan. Apabila cairan yang keluar lebih banyak daripada yang masuk, maka dehidrasi pun terjadi.
Gejala-gejala dehidrasi beragam. Pada dehidrasi ringan ditandai dengan rasa haus yang sangat sehingga merangsang penderitanya untuk terus minum. Apabila kebutuhan air itu tak terpenuhi, dehidrasi yang dideritanya akan semakin berat.
Bila sudah terjadi dehidrasi yang berat, mata menjadi cekung. Selain itu, kulit menjadi tak elastis sehingga bila dicubit, bekasnya tidak cepat kembali ke bentuk semula. Gejala ini dapat dengan mudah dilihat pada kulit perut.
Dalam kondisi dehidrasi berat yang tak dapat ditanggulangi dan tak diperbaiki, kesadaran penderita akan menurun, terjadi shock yang dapat menyebabkan kematian. Karena itu, dalam kasus dehidrasi perlu penanganan yang baik. Apalagi pada kasus penderita bayi dan anak-anak, perlu perhatian ekstra. Soalnya, mereka sangat rentan terhadap dehidrasi.
Dehidrasi ringan dapat diatasi sendiri dengan cara minum sebanyak-banyaknya sampai penderita tak merasa haus lagi. Sebaiknya, cairan yang diberikan berupa larutan garam elektrolit seperti oralit.
Bila oralit tak tersedia, dapat diganti dengan larutan gula-garam yang dibuat sendiri. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan satu sendok teh gula dan sejumput garam ke dalam 200 cc air matang. Bila dehidrasi tak membaik, penderita perlu diberi cairan melalui infus.
Tags: info-sehat
Reaksi dehidrasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini berisi tentang reaksi kimia yang mengakibatkan pelepasan air dari sebuah molekul.Untuk pelepasan air dari pelarut dan reagen, lihat desikasi.
Dalam kimia, reaksi dehidarsi biasanya didefinisikan sebagai reaksi yang melibatkan pelepasan air dari molekul yang bereaksi. Reaksi dehidrasi merupakan subset dari reaksi eliminasi. Karena gugus hidroksil (-OH) adalah gugus lepas yang buruk, pemberian katalis asam Brønsted sering kali membantu protonasi gugus hidroksil, menjadikannya gugus lepas yang baik, -OH2+.
Dalam kimia organik, terdapat banyak contoh reaksi dehidrasi:
Konversi alkohol menjadi eter:
2 R-OH → R-O-R + H2O
Konversi alkohol menjadi alkana
R-CH2-CHOH-R → R-CH=CH-R + H2O
Konversi asam karboksilat menjadi anhidrida asam:
2 RCO2H → (RCO)2O + H2O
Konversi amida menjadi nitril:
RCONH2 → R-CN + H2O
Pada reaksi penataan ulang dienol benzena [1]:

Beberapa reaksi dehidrasi dapatlah berjalan dengan rumit. Sebagai contoh, reaksi gula dengan asam sulfat pekat [1] membentuk karbon melibatkan pembentukan ikatan karbon-karbon.[2]
Gula (sukrosa) didehidrasi[3]:
C12H22O11 + 98% Sulfuric acid → 12 C (graphitic foam) + 11 H2O steam + Sulfuric acid/water mixture
Reaksi ini didorong oleh reaksi eksotermik antara asam sulfat dengan air.
Agen dehidrasi yang umum meliputi asam sulfat pekat, asam fosfat pekat, aluminium oksida panas, keramik panas
Dehidrasi

Dehidrasi merupakan istilah yang digunakan untuk menandakan keadaan
kekurangan cairan tubuh. Keadaan itu diakibatkan oleh hilangnya cairan tubuh
yang berlebihan. Dehidrasi disebut juga dengan anhidrasi, deaquasi, atau
hipohidrasi.


Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi pada penderita muntaber, demam tinggi,
dan lain-lain. Pengeluaran cairan itu biasanya disertai dengan hilangnya garam
dan mineral pada tubuh.


Seberapa banyak cairan tubuh itu berkurang hingga bisa disebut dehidrasi?
Berat badan manusia terdiri atas kira-kira 60 persen cairan.
Setiap harinya, sekitar 1,7 liter cairan dikeluarkan melalui urine dan sekitar 100
mililiter dikeluarkan lewat usus. Pengeluaran cairan lainnya sebanyak satu liter
terjadi melalui keringat dan pernapasan.


Kehilangan cairan itu akan digantikan oleh cairan yang didapat dari konsumsi
makanan dan minuman sebanyak tiga liter sehari. Pada cuaca yang sangat
panas, orang akan lebih banyak membutuhkan minum sebagai kompensasi
terhadap cairan yang juga lebih banyak keluar dari tubuh lewat penguapan.
Apabila cairan yang keluar lebih banyak daripada yang masuk, maka dehidrasi
pun terjadi.


Gejala-gejala dehidrasi beragam. Pada dehidrasi ringan ditandai dengan rasa
haus yang sangat sehingga merangsang penderitanya untuk terus minum.
Apabila kebutuhan air itu tak terpenuhi, dehidrasi yang dideritanya akan semakin
berat.


Bila sudah terjadi dehidrasi yang berat, mata menjadi cekung. Selain itu, kulit
menjadi tak elastis sehingga bila dicubit, bekasnya tidak cepat kembali ke bentuk
semula. Gejala ini dapat dengan mudah dilihat pada kulit perut.


Dalam kondisi dehidrasi berat yang tak dapat ditanggulangi dan tak diperbaiki,
kesadaran penderita akan menurun, terjadi shock yang dapat menyebabkan
kematian. Karena itu, dalam kasus dehidrasi perlu penanganan yang baik.
Apalagi pada kasus penderita bayi dan anak-anak, perlu perhatian ekstra.
Soalnya, mereka sangat rentan terhadap dehidrasi.


Dehidrasi ringan dapat diatasi sendiri dengan cara minum sebanyak-banyaknya
sampai penderita tak merasa haus lagi. Sebaiknya, cairan yang diberikan berupa
larutan garam elektrolit seperti oralit.
Bila oralit tak tersedia, dapat diganti dengan larutan gula-garam yang dibuat
sendiri. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan satu sendok teh gula
dan sejumput garam ke dalam 200 cc air matang. Bila dehidrasi tak membaik,
penderita perlu diberi cairan melalui infus. wed

Tidak ada komentar:

Posting Komentar