1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7]
6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

Senin, 10 Mei 2010

MAKALAH AUTISME

MAKALAH
AUTISME


Di Susun Oleh :


DIII KEPERAWATAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
2009/2010
AUTISME
A.Pengertian
Autisme adalah suatu gangguan yang ditandai oleh melemahnya kemampuan bersosialisasi, bertingkah laku, dan berbicara. Autisme sering disebut dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD).
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita,yamg membuat dirinya dapat membentuk hubungan social atau komunikasi yang normal.Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive,aktifitas dan minat yang obsesif.(Baron- Colen.1993)
Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autism adalah adanya 6 gangguan dalam bidang :
1. Interaksi Sosial
2. Komunikasi (bahasa dan bicara)
3. Perilaku-Emosi
4. Pola bermain
5. Gangguan Sensorik dan Motorik
6. Perkembangan terhambat atau tidak normal
Gejala ini tampak sejak lahir atau saat masih kecil;biasanya sebelum berusia 3 tahun.
Penyebab autism yang sebenarnya kurang dketahui dengan jelas yang dapat dipastikan adalah gangguan yang tidak disebabkan oleh factor lingkungan,misalnya pendidikan tetapi lebih disebabkan oleh factor organis(Kalat 1992;Rutter &Schopler,1987).Walaupun prognosanya kurang baik,bukan bearti bahwa keadaan tidak mungkin dapat diubah,penyembuhan dapat diharapkan melalui terpi tingkah laku.

B.Gejala Autisme

Diagnosa yang akurat dari autism maupun gangguan perkembangan lain yang berhubungan membutuhkan observasi yang menyeluruh terhadap: perilaku anak,kemampuan komunikasi dan kemampuan perkembangan lainya.Akan sangat sulit mendiagnosa karena adanya berbagai macam gangguan yang terlihat.Observasi dan wawancara dengan orang tua juga sangat penting dalam mendiagnosa.
Anak denagn autisme dapat tampak normal ditahun pertama maupun tahun kedua dalam kehidupannya.Para orang tua sering kali menyadari adanya keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara-cara tertentu yang berbeda ketika bermain serta berinteraksi dengan orang lain.Anak-anak tersebut mungkin dapat sensitive atau bahka tidak respotif terhadap rangsangan-rangsangan dari kelima pancaindra(pendengaran,sentuhan,penciuman,rasa dan penglihatan).
Perilaku-perilaku repetitive (mengepak-kepakan tangan atau jari,mengoyang-goyangkan bada dan mengulang-ualng kata)jug dapat ditemukan.Perilaku dapat menjadi agresif(baik pada diri sendiri maupun orang lain)atau palah sangat pasif.Besar kemungkinan,prilaku-perilaku teerdahulu yang dianggap normal mungkin menjadi gejala-gejala tambahan.Selain bermain yangberulang-ulang,minat yang terbatas dan hambtan bersosialisasi,beberapa hal yang lain juga selalu melekat pada para penyandang autism adalah rspo-respon yang tidak wajar terhadap informasi sensoris yang mereka terima,misalnya suara-suara bising,cahaya,permukaan atau tekstur dari suatu bahan tertantu dan pilihan rasa tertentu pada makanan yang menjadi kesukaan mereka.Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang autism beserta spektrumnya yang baik dengan kondisi yang teringan hinggan terberat sekalipun.
 Hambatan dalam berkomunikasi,missal: berbicara dan memahami bahasa
 Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek disekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjdi.
 Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
 Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
 Gerakan tubuh yang berulang-ulangatau adanya pola-pola prilaku tertentu.
 Terlepas dari berbagai karakteristik diata,terdapat arahan dan pedoman bagi para orang tua dan para praktisi untuk lebih waspada dan peduli terhadap gejala-gejala yang terliha. The National Institute of Child Healt and Human Devolopment ( NICHD ) di Amerika Serikat menyebutkan 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlunya evaluasi lebih lanjut.
 Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
 Anak tidak memperlihatkan kemampuan gastural(menujuk,dada menggenggam)hingga usia 12 bulan
 Anak tidak mengucapkan sepatah katapun hingga usia 16 bulan
 Anak tidak mampu menggunakan 2 kalimat secara spontan diusia 24 bulan
 Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi social pada usia tertentu
 Adanya kelima ‘lampu merah’diatas tidak berarti bahwa anak tersebut menyandang autisme tetapi karna karakteristik gangguan autisme yang sangat beragam maka seorang anak harus mendapatkan evaluasi multidisipliner yang dapat meliputi;Neurolog,psikolog,pediatric,terapi wicara,paedalog,dan profesi lainnya yang memahami persoalan autisme.

Sifat-sifat khas yang ada pada anak-anak autis dengan karakteristiknya digambarkan sebagai berikut:
1. Gangguan hubungan social yang ditandai dengan sikap kurang tanggap terhadap tanda-tanda social yang dapat dipakai untk mnyesuaikan diri dalam kotek social tertentu,seperti:
a. Menghindari kontak mata
b. Jarang meminta bntuan dan membantu orang lain (yang berhubungan dengan emosi)
c. Jarang mempunyai inisiatif untuk bermain dengan orang lain dan biasanya tidak punya teman
d. Sering tidak ada hubungan emosional dengan orang lain
e. Anak-anak autis dalam batas-batas tertentu mengerti akan sebab-sebab emosi pada anak lain tapi jelas kalah dalam pengertian tentang hubungan keyakinan dan emosi pada orang lain
2. Ganguan perkembangan komunikasi verbal dan non verbal.Hal ini ditandai dengan kurangnya atau tidak adanya bahasa yang diucapkan,tidak adanya inisiatif untuk konversi,sering membuat kesalahan misalnya mengatakan “kamu”padahal maksudnya “aku” tidak mampu dalam melakukan keterampilan preverbal dan tidak dapat bermain fiktif.
Pola tingkah laku yang stereotif namk dalam perilaku yang obsesif,lingkup perhatian yang sempit dan terarah dalam hal-hal yang detail dalm lingkungan.Anak autis yang tidak bias bicara bicara tidak menunjkkan kemampuan komuniksi non verbal.


3. Gangguan Bicara
Anak-anak autistic gagal dalam menggunakan bahasa yang tepat. Ketidakmampuan untuk berbicara biasa merupakan manifestasi dari keinginan untuk tetap terpisah atau menyendiri. Gangguan bicara tersebut adalah sbg:
a. Kurang pengertian atau bahasa
Anak-anak ini tidak tertarik kepada bahasa karena mereka tidak mengerti artinya. Paa mulanya hal ini menjadi penasaran buat orang tua karena anak ini mendengarkan dengan menutup telinga dan menolak untuk mendengarkan. Pada perkembangan selanjutny, mereka mulai mencoba untuk m,engerti dan timbulah kesulitan-kesulitan itu.
Anak –anak autis yang membuat kemajuan melalui suatu tahap dimana mereka dapat mengerti dan mentaati perintah-perintah yang sederhana tetapi masih dikacaukan oleh sesuatu yang kompleks. Ia mengerti tentang beberapa kata perintah sederhan atetapi tiba-tiba ia harus mendengar kalimat perintah. Akhirnya anak tersebut tidak bereaksi dan hanya menangkap kata akhir.
b. Mutisme menurut penelitian anak yang autis tidak disertai ketulian karena kerusakan organ. Tetapi lebih cenderung anak-anak itu tigak mau mamfungsikan alat-alat bicaranya. Kalaupun mereka dapat berbicara hanya krpada orang tertentu yang ia sudah kenal.
c. Bicara yang diulung-ulang (echolalia)
Apabila anak autisme telah sanggup membuat kalimat, hal ini tampaknya hanya sebagai pengulangan dari pengalaman masa lalu. Belum tentu ia segera mereaksi atas kalimat yang yang baru saja didengarnya tetapi akan disimpannya untuk pada suatu saat akan diulang ditempat lain.
d. Kesulitan dalam nenggunakan kata “ya” atau “tidak”
Mereka tidak mampu membedakan atua menggunakan perkataan “ya” untuk tanda setuju dan “tidak” untuk tanda anda tidak setuju.
e. Penggunaan kata bantu yang salah
Mereka selalu bingung dalam menggunakan kata ganti perorangan seperti kamu, dia dan saya. Cara menggunakannya sering terbalik. Kekacauan ani biasanya terus berlangsung sampai usia lanjut.

Terapi bagi individu dengan autisme

Beberapa jenis terapi bersifat tradisional dan telah teruji dari waktu ke waktu sementara terapi lainnya mungkin baru saja muncul. Tidak sepaerti gangguan perkembangan lainnya, tidak banyak petunjuk treatment yang telah dipublikasikan apalagi prosedur yang setandar dalam menangani autisme.
Para ahli sependapat bahwa terpi harus dimulai sejak awal dan harus diarahkan pada hambatan maupun keterlambatan yang secara umum dimiliki oleh setiap anak autis, misalnya: komunikasi dan persoalan-persoalan perilaku.
Treatment yang komprehensif umumnya meliputi: terapi wicara (speech teraphy), okupasi terapi (occupational therapy) dan aalied behavior analisis (ABA) untuk mengubah serta memodifikasi perilaku.
Educational treatment, meliputi tetspi tidak terbatas pada: applied behavior analisis (ABA) yang prinsip-prinsipnya digunakan dalam penelitianlovaas sehingga sering disamakan dengan Discrete Trial Training atau Intervensi perilaku Intensif.Pendekatan developmental yang dikaitkan dengan pendidikan yang dikenal sebagai flortime.
Biological Treatment,meliputi tetapi tidak terbatas pada:diet,pemberian vitamin dan pemberian obat-obatan untuk mengrangi perilaku-perilaku tertentu (agresivitas,hiperaktiv,melikai diri sendiri dan orang lain dsb).
Terapi wicara meliuti tetapi tidak terbatas pada usaha penanganan gangguan asosiasi dan gangguan proses auditori/pndengaran.Komunikasi,peningkatan komunikasi seperti bahasa isyarat,strategi visual menggunakan gambar dalam berkomunikasi dan pendukung komunikasi lainnya.
PelayananAutisme intensif,meliputi kerja tem dari berbagai disiplin ilmu yang memberikan intervensi baik di rumah,sekolah maupun lingkungan social lainnya Tearpi yang bersifat sensoris,meliputi tapi tidak terbatas pada Occupational Therapy (OT),Sensory integration Therapy(SI),dan Auditory Integration Training(AIT).
Dengan adanya berbagai jenis terapi yang dapat dipilih oleh orang tua,maka sangat penting bagi mereka untuk memilih salah satu jenis terapi yang dapat meningkatkan fungsionalitas anak dan mengurangi gangguan serta hambatan autisme.Terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan anak,berdasarkan potensinya,kekurangannya dan tentu saja dengan inat anak sendiri.Terapi harus dilakukan secara multi disiplin ilmu misalnya menggunakan okupasi terapi,terapi wicara,da terapi perilaku sebagai basisnya.Tidak ada jaminan apakah terapi yang dipilih oleh orang tua maupun keluarga sungguh-sungguh akan berjalan dengan efektif.Tentukan salah satu jenis terapi yang akan dilaksanakan secara konsistn,bila tidak ada perubahan atau kemajuan yang nyta selama 3 bulan dapat melakukan perubahan terapi.bimbingan dan arahan yang diberikan harus dilaksanakanorang tua secara konsisten. Bila terlihat kemajuan yang sikifikan selama 3 bulan maka bentuk intervensilainnya dapat ditambahkan.Tetap bersikap objektif dan tanyakan kepada para ahli bila terjadi perubahan-perubahan perilsku lsin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar