1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7]
6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

Senin, 10 Mei 2010

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KONJUNGTIVITIS

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KONJUNGTIVITIS

A. BIODATA.
Tanggal wawancara, tanggal MRS, No. RMK. Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinana, alamat, penanggung jawab.

B. RIWAYAT KESEHATAN .
1. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Keluhan Utama :
Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata), gatal, panas dan kemerahan disekitar mata, epipora mata dan sekret, banyak keluar terutama pada konjungtiva, purulen / Gonoblenorroe.
Sifat Keluhan :
Keluhan terus menerus; hal yang dapat memperberat keluhan, nyeri daerah meradang menjalar ke daerah mana, waktu keluhan timbul pada siang malam, tidur tentu keluhan timbul.
Keluhan Yang Menyertai :
Apakah pandangan menjadi kabur terutama pada kasus Gonoblenorroe.

2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu.
Klien pernah menderita penyakit yang sama, trauma mata, alergi obat, riwayat operasi mata.


3. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Dalam keluarga terdapat penderita penyakit menular (konjungtivitis).

C. PEMERIKSAAN FISIK.
Data Fokus :
Objektif : VOS dan VOD kurang dari 6/6.
Mata merah, edema konjungtiva, epipora, sekret banyak keluar terutama pada konjungtivitis purulen (Gonoblenorroe).
Subjektif : Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata) gatal, panas.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan peradangan konjungtiva, ditandai dengan :
Klien mengatakan ketidaknyamanan (nyeri) yang dirasakan.
Raut muka /wajah klien terlihat kesakitan (ekspresi nyeri).
Kriteria hasil:
Nyeri berkurang atau terkontrol.
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien.
Ajarkan kepada klien metode distraksi selama nyeri, seperti nafas dalam dan teratur.
Berikan kompres hangat pada mata yang nyeri.
Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, aman dan tenang.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic.
Rasionalisasi :
o Dengan penjelasan maka klien diharapkan akan mengerti.
o Berguna dalam intervensi selanjutnya.
o Merupakan suatu cara pemenuhan rasa nyaman kepada klien dengan mengurangi stressor yang berupa kebisingan.
o Menghilangkan nyeri, karena memblokir syaraf penghantar nyeri.
Evaluasi :
Mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri.
Mengalami dan mendemonstrasikan periode tidur yang tidak terganggu.
Menunjukkan perasaan rileks.

2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya, ditandai dengan :
Klien mengatakan tentang kecemasannya.
Klien terlihat cemas dan gelisah.
Kriteria hasil :
Klien mengatakan pemahaman tentang proses penyakitnya dan tenang.
Intervensi :
Kaji tingkat ansietas / kecemasan.
Beri penjelasan tentang proses penyakitnya.
Beri dukungan moril berupa do’a untuk klien.
Rasionalisasi :
o Bermanfaat dalam penentuan intervensi.
o Meningkatkan pemahaman klien tentang proses penyakitnya
o Memberikan perasaan tenang kepada klien.


Evaluasi :
Mendemonstrasikan penilaian penanganan adaptif untuk mengurangi ansietas.
Mendemonstrasikan pemahamaan proses penyakit.

3. Resiko terjadi penyebaran infeksi berhubungan dengan proses peradangan.
Kriteria hasil :
Penyebaran infeksi tidak terjadi.
Intervensi :
Bersihkan kelopak mata dari dalam ke arah luar (k/p lakukan irigasi).
Berikan antibiotika sesuai dosis dan umur.
Pertahankan tindakan septik dan aseptik.
Rasionalisasi :
o Dengan membersihkan mata dan irigasi mata, maka mata menjadi bersih.
o Pemberian antibiotik diharapkan penyebaran infeksi tidak terjadi.
o Diharapkan tidak terjadi penularan baik dari pasien ke perawat atau perawat ke pasien.
Evaluasi :
Tidak terdapat tanda-tanda dini dari penyebaran penyakit.

4. Gangguan konsep diri (body image menurun) berhubungan dengan adanya perubahan pada kelopak mata (bengkak / edema).
Intervensi :
Kaji tingkat penerimaan klien.
Ajak klien mendiskusikan keadaan.
Catat jika ada tingkah laku yang menyimpang.
 Jelaskan perubahan yang terjadi.
Berikan kesempatan klien untuk menentukan keputusan tindakan yang dilakukan.
Evaluasi :
Mendemonstrasikan respon adaptif perubahan konsep diri.
Mengekspresikan kesadaran tentang perubahan dan perkembangan ke arah penerimaan.

5. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
Kriteria hasil :
Cedera tidak terjadi.
Intervensi :
Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membungkuk.
Orientasikan pasien terhadap lingkungan, dekatkan alat yang dibutuhkan pasien ke tubuhnya.
Atur lingkungan sekitar pasien, jauhkan benda-benda yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Awasi / temani pasien saat melakukan aktivitas.
Rasionalisasi :
o Menurunkan resiko jatuh (cedera).
o Mencegah cedera, meningkatkan kemandirian.
o Meminimalkan resiko cedera, memberikan perasaan aman bagi pasien.
o Mengontrol kegiatan pasien dan menurunkan bahaya keamanan.


Evaluasi :
Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
Menunjukkan perubahan prilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan melindungi diri dari cedera.
Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.



SUMBER

1. Wijana, Nana. 1990. Ilmu Penyakit mata. Cetakan V. Jakarta.

2. Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab / UPF Ilmu Penyakit Mata. RSU Sutomo. 1994. Surabaya.

3. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit: EGC, Jakarta.

Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata merah.
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya kontak lensa.
Konjungtivitis virus biasanya mengenai satu mata. Pada konjungtivitis ini, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit.
Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan.
Konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair.
Konjungtivitis papiler raksasa adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh intoleransi mata terhadap lensa kontak. Biasanya mengenai kedua mata, terasa gatal, banyak kotoran mata, air mata berlebih, dan kadang muncul benjolan di kelopak mata.
Konjungtivitis virus biasanya tidak diobati, karena akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Walaupun demikian, beberapa dokter tetap akan memberikan larutan astringen agar mata senantiasa bersih sehingga infeksi sekunder oleh bakteri tidak terjadi dan air mata buatan untuk mengatasi kekeringan dan rasa tidak nyaman di mata.
Obat tetes atau salep antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati konjungtivitis bakteri. Antibiotik minum juga sering digunakan jika ada infeksi di bagian tubuh lain. Pada konjungtivitis bakteri atau virus, dapat dilakukan kompres hangat di daerah mata untuk meringankan gejala.
Tablet atau tetes mata antihistamin cocok diberikan pada konjungtivitis alergi. Selain itu, air mata buatan juga dapat diberikan agar mata terasa lebih nyaman, sekaligus melindungi mata dari paparan alergen, atau mengencerkan alergen yang ada di lapisan air mata.
Untuk konjungtivitis papiler raksasa, pengobatan utama adalah menghentikan paparan dengan benda yang diduga sebagai penyebab, misalnya berhenti menggunakan lensa kontak. Selain itu dapat diberikan tetes mata yang berfungsi untuk mengurangi peradangan dan rasa gatal di mata.
Pada dasarnya konjungtivitis adalah penyakit ringan, namun pada beberapa kasus dapat berlanjut menjadi penyakit yang serius. Untuk itu tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter mata jika terkena konjungtivitis.
PENYEBAB

*
Virus (pada umumnya adenovirus)
*
Bakteri or kuman ( staphylococcus dan streptococcus )
*
Jamur (sangat jarang)
*
Chlamydia (Chlamydia trachomatis )
*
Alergi (cuaca, debu, dll)
*
Bahan kimia ( polusi udara, sabun, kosmetik, chlorine, dll)
*
Benda asing.
*
Disebutkan pula bahwa parasit dapat menjadi penyebab konjungtivitis.

Kali ini, kita akan membahas sedikit tentang conjungtivitis yang disebabkan oleh virus dan kuman. *supaya ga terlalu panjang, aslinya malas, … hehehe*

KELUHAN

Keluhan yang biasa dialami penderita konjungtivitis, antara lain: mata merah, ngeres (berasa kayak ada pasir atau sesuatu yang mengganjal), gatal, rasa panas, nyeri (kemeng: bhs jawa) di sekitar mata, air mata nerocos (air mata keluar berlebihan).

conjunctiva Keluhan-keluhan tersebut terjadi karena pembengkakan (edema) konjungtiva (bagian dalam kelopak mata: silahkan lihat gambar), serta pembesaran (hipertrofi) kelenjar di sekitar konjungtiva sehingga berasa seperti ada benda di dalam mata.

Kondisi ini membuat tangan tak kuasa untuk tidak mengucek-ucek, akibatnya makin bengkak, makin nyeri, makin lengkaplah penderitaan.

TANDA TANDA

Manakala penderita pergi berobat, maka dokter akan memeriksa mata untuk memastikan tanda-tanda conjungtivitis, yakni:

* Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membenkak.
* Produksi air mata berlebihan (epifora)
* Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.
* Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan.
* Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
* Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein)
* Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)

Dalam praktek sehari-hari, dokter dapat mengenali jenis konjungtivitis melalui pemeriksaan langsung berdasarkan ciri-ciri spesifik dari berbagai jenis konjungtivitis dan pola penyebarannya. Karenanya tidak diperlukan pemeriksaan Laboratorium untuk menegakkan diagnosa, kecuali pada kasus-kasus tertentu.

PENGOBATAN

Pada umumnya konjungtivitis sembuh sendiri (self limited) tanpa pengobatan dalam 10-14 hari. Jika diobati biasanya akan sembuh sekitar 3 hari. Pengobatan yang bersifat spesifik bergantung pada penyebabnya.

Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri, dapat menggunakan antibiotika topikal (obat tetes atau salep), misalnya Gentamycin 0,3%, Chloramphenicol 0,5%, dll. Adapun pengobatan pada konjungtivitis yang disebabkan virus, lebih ditujukan untuk mencegah infeksi sekunder.

Di ndeso™ kami, kebanyakan penderita konjungtivitis mengobati sendiri dengan obat tetes mata yang dijual bebas sebagai langkah awal. Sebagian sembuh dan sebagian akan berobat ketika dirasa makin berat dan mengganggu.

Pada konjungtivitis karena alergi, ditandai dengan mata merah, gatal, tanpa kotoran mata dan berulang di saat-saat tertentu (misalnya oleh paparan debu dan sejenisnya), dapat menggunakan obat tetes mata antihistamin (antazoline 0,5%, naphazoline 0,05%, dan sejenisnya), kortikosteroid (deksamethason 0,1%, dan sejenisnya) atau kombinasi keduanya.

UPAYA PENCEGAHAN (up date )

Untuk mencegah makin meluasnya penularan konjungtivitis, kita perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:

* Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan tertentu), dan hindari mengucek-ngucek mata.
* Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari.
* Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain.
* Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak (jabat tangan, berpegangan, dll) dengan penderita konjungtivitis.
* Untuk sementara tidak usah berenang di kolam renang umum.
* Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata.
PENYEBAB
Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
• Infeksi olah virus atau bakteri
• Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
• Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.

Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:
- Entropion atau ektropion
- Kelainan saluran air mata
- Kepekaan terhadap bahan kimia
- Pemaparan oleh iritan
- Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.
GEJALA
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran.
Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.

Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.

Gejala lainnya adalah:
- mata berair
- mata terasa nyeri
- mata terasa gatal
- pandangan kabur
- peka terhadap cahaya
- terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Kelopak mata dibersihkan dengan air hangat.
Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik.

Untuk konjungtivitis karena alergi, antihistamin per-oral (melalui mulut) bisa mengurangi gatal-gatal dan iritasi. Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroid.

Untuk memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang tersumbat, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
PENCEGAHAN
• Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
• Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
• Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
• Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar