1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7]
6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

Senin, 21 Februari 2011

Eksim atau dermatitis

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
• Eksim atau dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang ditandai kulit tampak meradang dan iritasi
• Dermatitis merupakan epidermo-dermis dengan gejala subjektif pruritus (Kapita Selekta Kedokteran )
• Dermatitis merupakan reaksi inflamasi pada kulit dan didasari factor herediter dan lingkungan ( Cory. S Matundang )
Pengertian umum dari dermatitis adalah suatu reaksi radang terhadap banyak rangsang, reaksi ini dapat berasal dari luar ( eksogen ) maupun dari dalam (endogen)

B. Etiologi
Penyebab dermatitis kadang–kadang tidak diketahui sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen yang beraneka ragam, misalnya
1. Zat kimia, protein, bakteri, dan fungus
2. Alergi terhadap debu, serbuk sari tanaman / bulu hewan
3. Alergi / toleransi terhadap makanan tertentu
4. Pemakaian kosmetik dan perhiasan imitasi ( bahan kimia lainnya )
5. Virus dan infeksi lain

C. Patofisiologi
Dermatitis merupakan reaksi alergi tipe 4 yakni respon lambat tipe tuberculin yang bersifat cell mediated reaksi spesifik memerlukan beberapa jam mencapai maksimum. Klinis biasanya baru tampak respon sesudah 24 – 48 jam. Pada reaksi antara antigen dan antibody terjadi pembebasan berbagai mediator farmakologik. Misalnya histamine, serotonin, bradikinin, asetikoline, heparin, dan anafilaktosin

D. Manifestasi klinis
Dimanapun lokasi timbulnya dermatitis, gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki. Namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul didaerah lain. Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi coklat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, dermatitis akan mempengaruhi pigmen kulit, sehingga daerah dermatitis akan tampak lebih terang atau lebih gelap.
Subjektif pada tanda-tanda radang akut, terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor ). Selain itu juga terdapat kenaikan suhu ( kalor ), kemerahan ( rubor ), edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit ( fungsiolesa ).

E. Jenis- jenis Dermatitis
Adapun jenis-jenis dermatitis yaitu (Mahadi, 2000:7):
1. Dermatitis atopik
adalah dermatitis yang terjadi pada orang yang mempunyai riwayat atopi.
2. Dermatitis seboroik
adalah peradangan kulit yang sering terdapat pada daerah tubuh berambut, terutama pda kulit kepala, alis mata, dan muka, kronik dan superficial.
3. Dermatitis statis
adalah dermatitis yang terjadi akibat adanya gangguan aliran darah vena ditungkai bawah.
4. Dermatitis (ekzema) nonspesifik
adalah suatu erupsi epidermal yang dapat berlangsung akut, kronik, terlokalisir atau generalis.
5. Dermatitis pomfolik
adalah dermatitis yang ditandai dengan adanya vesikula yang dalam, mengenai telapak tangan, kaki, dan sisi jari-jari.
6. Dermatitis otosentisisasi
adalah perluasan yang cepat dari reaksi ekzematus atau vesikuler.
7. Dermatitis numuler
adalah dermatitis yang bentuk lesinya bulat seperti uang logam.

8. Dermatitis xerotik
adalah dermatitis yang terjadi pada musim dingin dan sering dijumpai pada orang tua dan mempunyai predisposisi dapat dijumpai pada laki-laki maupun perempuan.
9. Dermatitis medikamentosa
10. Dermatitis kontak
adalah suatu dermatitis yang disertai dengan adaanya spongiosis atau edema interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bgahan-bahan kimia yang berkontak atau terpajan pada kulit.
11. Dermatitis infektif
adalah suatu eczema yang disebabkan oleh suatu mikroorganisme ataupun produknya dan menyembuh bila organismenya sudah diobati.
12. Dermatofitid
adalahdermatitis yang terjadi secara sekunder, jauh dari lesi infeksi, analog dengan tuberkulid kulit pada tuberculosis.
13. Dermatitis eksfoliatifa generalisata
adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai dengan eritema dan skuama yang hampir mengenai seluruh tubuh.

F. Penatalaksanaan
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan cream pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih basah, seperti saat habis mandi sehingga cream yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi. Salep atau cream yang mengandung kortikosteroid seperti hydri kortison dibrikan untuk mengurangi proses inflamasi / peradangan. Untuk kasus-kasus yang berat dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah dermatitis setelagh terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Pengobatan menurut FKUI yaitu :



1. Pengobatan secara sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin-anti serotonin, anti bradikinin, anti-SRS-A, dsb. Pada kasus berat dapt dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Pengobatan secara topical
Prinsip umum terapi topical diuraikan dibawah ini :
• Dermatitis basah ( madidans ) harus diobati dengan kompres terbuka. Dermatitis kering ( sika ) diobati dengan krim atau salep
• Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat spesifik
• Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut, diberi losion ( bedak kocok ), pasta, krim atau linimentum ( pasta pendingin ). Bila kronik diberi salep
• Pada dermatitis sika, bila superficial diberi bedak, losio, krim atau pasta. Bila kronik diberi salep. Krim diberikan pada daerah berambut, sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep lebih besar daripada krim.

G. Pencegahan
Munculnya dermatitis dapat dihindari dengan melakukan hal-hal sebagai
berikut :
1. Menjaga kelembaban kulit
2. Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak
3. Hindari berkeringat terlalu banyak / kepanasan
4. Kurangi stress
5. Hindari pakaian yang menggunakan bahan yang menggaruk seperti wool dan lain-lain.
6. Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras, deterjen dan larutan lainnya.
7. Hindari factor lingkungan lain yang dapat mencetuskan alergi seperti serbuk bunga, debu, bulu binatang dan lain-lain.
8. Hati-hati dalam memilih makanan yang bias menyebabkan alergi

H. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi sekunder oleh bakteri, septikemi, diare, dan pneumonia. Gangguan metabolic mengakibatkan suatu resiko hipotermia, dekompensasi kordis, kegagalan sirkulasi perifer dan trombophlebitis. Bila pengobatan kurang baik, akan terjadi degenerasi visceral yang menyebabkan kematian.




























ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian
Menurut Doengus 2000:899
a. Riwayat kesehatan
Klien dengan Dermatitis harus dikaji bagaimana kebiasaan hygiene sehari-hari(missal: apakah klien menggunakan sabun dan air panas?), pengobatan yang telah diberikan, terpapar oleh allergen, lingkungan dan riwayat kerusakan kulit.
1) Adanya riwayat alergi bahan makanan, kosmetik, suhu, dan protein.
2) Suhu kesehatan keluarga ditanyakan apakah ada anggota keluarga menderita gangguan kulit, dan kapan mulainya.
3) Kebiasaan aktifitas sehari-hari misalnya lingkungan pasien yang dapat menyebabkan gangguan kulit.
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi mengenai warna, jaringan parut, vesikel, lesi, dan kondisi vaskularisasi supervisial.
c. Periksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk dermatitis, misal:
• Usap kulit(skin swab)
Dilakukan pada:
 Pasien eksema yang di RS dengan eksema yang terbuka, terkeskoriasi, atau berkerak untuk menentukan jenis bakteri penyabab dan pengobatan paling tepat.
 Kecurigaan bahwa infeksi disebabkan oleh bakteri S, auereus yang resisten terhadap pengobatan standar.
• Usap hidung (nasal swab) dari pasien dan orang tua
Hanya dilakukan jika ada infeksi berulang atau bisul
• Tes alergi pada kulit
Dilakukan jika:
 Anak memiliki riwayat gatal, kemerahan, bentol-bentol, atau kambuhnya eksema setelah makan makanan tertentu
 Anak berusia kurang dari 12 bulan dengan eksema sedang-berat yang tidak membaik dengan pengobatan.
 Anak yang patuh dengan pengobatan selama 6 minggu, namun tidak menunjukan perbaikan.
• Dermatografisme puth
• Percobaan asetikolin
• Percobaan histamine

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit b.d terpapar allergen
2. Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
3. Gangguan rasa aman : nyeri (gatal) b.d agen injuri atau allergen
4. Gangguan pola tidur b.d stimulasi yang berlebih ( gatal-gatal)

III. INTERVENSI
DX I :Kerusan intregritas kulit b.d terpapar alergen.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kerusakan kulit
dapat dihindari.
Criteria hasil :
NOC : Integritas jaringan
Integritas kulit yang baik bias dipertahankan
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang.
Mampu melindungi kulit dan memepertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.
NIC : Manajemen tekanan
a. Anjurkan pasien mengenakan pakaian yang longgar
b. Hindari kerutan pada tempat tidur
c. Jaga kebersihan kulit agar cepat bersih dan kering
d. Mobilisasi pasien secara teratur
e. Monitor kulit akan adanya kemerahan

DX II : Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko infeksi dapat dihindari
Criteria hasil :
NOC : Control resiko
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan dan penataksanaannya.
Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
Menunjukan perilaku hidup sehat.
NIC : Control infeksi
a. Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum atau sesudah melakukan kegiatan
b. Gunakan sabun anti mikroba untuk mencuci tangan.
c. Berikan terapi antibiotic bila perlu ( Infection Protection)
d. Monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
e. Monitor kerentangan terhadap infeksi
f. Berikan perawatan kulit
g. Inspeksi kulit terhadap tanda-tanda infeksi
h. Instruksikan klien minum antibiotic sesuai resep
i. Ajarkan pasien ( keluarga) tentang tanda dan gejala infeksi
j. Laporkan kecurigaan infeksi
k. Laporkan kultur positif

DX. III :Gangguan rasa nyaman : nyeri (gatal)
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan rasa gatal pasien
hilang atau berkurang.
NOC :













DX IV : Gangguan) pola tidur b.d stimulasi yang berlebih ( gatal-gatal)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidur tercukupi
NOC : Tidur
Jam tidur cukup
Pola tidur baik
Kualitas tidur baik
Gangguan tidur berkurang
Vital sign dalam batas normal
NIC : Perubahan tidur
a. Kaji pangaruh pengaruh pengobatan terhadap pola tidur
b. Monitor pola tidur dan jam tidur pasien
c. Instruksikan pasien untuk mencari factor pendukung gangguan pola tidur
d. Bantu mengurangi stress sebelum tidur
e. Anjurkan penggunaan obat tidur yang sesuai ketentuan
f. Ciptakan lingkungan yang mendukung kenyamanan untuk tidur










IV. EVALUASI
Dx Criteria hasil Skala penilaian
1 Integritas kulit yang baik bias dipertahankan
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang.
Mampu melindungi kulit dan memepertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.
1 = tidak pernah menunjukan
2 = jarang menunjukan
3 = kadang menunjukan
4 = sering menunjukan
5 = selalu menunjukan
2 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan dan penataksanaannya.
Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
Menunjukan perilaku hidup sehat.
1 = tidak pernah menunjukan
2 = jarang menunjukan
3 = kadang menunjukan
4 = sering menunjukan
5 = selalu menunjukan
3

1 = tidak pernah menunjukan
2 = jarang menunjukan
3 = kadang menunjukan
4 = sering menunjukan
5 = selalu menunjukan
4 Jam tidur cukup
Pola tidur baik
Kualitas tidur baik
Gangguan tidur berkurang
Vital sign dalam batas normal 1 = tidak pernah menunjukan
2 = jarang menunjukan
3 = kadang menunjukan
4 = sering menunjukan
5 = selalu menunjukan




DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall,2000.Diagnosa Keperawatan, Alih bahasa Monica Ester dkk, EGC:Jakarta
Doengoes, Marilyn E dkk, 1998. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Alih
Bahasa 1 Made Karisa,S.Kep dkk, EGC : Jakarta
FKUI.1993. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi: 2. Jakarta
Harahap, marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates
______,2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3,Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
http://www.google.com




















TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP PADA DERMATITIS
Dosen Pengampu :Munjiati, S.Kp












Disusun Oleh:
1. Anggraeni. C P. 10220206045
2. Diah Ika P. 10220206051
3. Feri Yudistira P. 10220206058
4. Indra Wahyudi P. 10220206059
5. Slamet Raharja P. 10220206073
6. Yuli Wijayanti P. 10220206078
7. Yusetya Novi P. 10220206079


DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDY KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar