1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7]
6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

Selasa, 29 November 2011

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

DIAGNOSA KEPERAWATAN
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
DAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

















Disusun Oleh:
Dewi Maryatul Qivia




DIII KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
2011
I. Bersihan jalan napas tidak efektif

PENGERTIAN :
Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang bersih
Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk menjaga bersihan jalan napas (Nanda, 2005)
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan:
1) infeksi
2) disfungsi neuromuscular
3) hyperplasia dinding bronkus
4) alergi jalan nafas
5) asma
6) trauma
7) Obstruksi jalan nafas
8) spasme jalan nafas
9) sekresi tertahan
10) penumpukan sekret
11) adanya benda asing di jalan nafas
12) adanya jalan nafas buatan
13) sekresi bronkus
14) adanya eksudat di alveolus.
DO: Dispnea
DS:
1) Penurunan suara nafas
2) Orthopneu
3) Cyanosis
4) Kelainan suara nafas (rales/ wheezing)
5) Kesulitan berbicara
6) Produksi sputum
7) Gelisah
8) Perubahan frekuensi dan irama nafas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi, dengan
Kriteria hasil: mendemonstrasikan batuk efektif, dan suara nafas bersih, tidak ada sianosis dan dispnea.
Menunjukan jalan nafas yang paten.
Intervensi:
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi misal: semifowler.
2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
4) Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan misal ronkhi.
5) Observasi hasil pemeriksaan AGD
6) Anjurkan untuk minum air hangat
7) Bantu klien untuk melakukan latihan batuk efektif bila memungkinkan Lakukan fifioterapi dada sesuai indikasi : Postural drainase, perkusi dan vibrasi
8) Motivasi dan berikan minum sesuai dengan kebutuhan cairan (40-50 cc/kg BB/24 jam)
9) PENDIDIKAN KESEHATAN : Jelaskan penggunaanperalatan pendukung dengan benar (oksigen, pengisapan, spirometer, inhaler, dan intermitten pressure breathing/IPPB)
10) Instruksikan pada klien dan keluarga kepada rencana perawatan di rumah (pengobatan, hidrasi, nebulisasi, peralatan, drainase postural, tanda dan gejala komplikasi, sumber-sumber di komunitas)
11) TINDAKAN KOLABORASI : Berikan oksigen lembab sesuai program
- Berikan terapi sesuai program


II. Pola napas tidak efektif

PENGERTIAN :
Pola napas tidak efektif adalah Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak member ventilasi yang adekuat
Pola nafas tidak efektif adalah kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu karena adanya gangguan fungsi paru (Tarwoto,2003).
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola nafas (Carpenito, 2001).
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan:
1. hiperventilasi
2. hipoventilasi
3. Kelelahan/ penurunan energy
4. kelemahan musculoskeletal
5. kelelahan otot pernafasan
6. nyeri
7. kecemasan
8. disfungsi neuromuskuler
9. obesitas
10. injuri tulang belakang.
DS: Dyspnea, Nafas pendek
DO:
1) Penurunan tekanan inspirasi / ekspirasi
2) Penurunan pertukaran udara per menit
3) Menggunakan otot pernafasan tambahan
4) Orthopnea
5) Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
6) Penurunan kapasitas vital
7) Respirasi: < 11-24 x/ menit.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien menunjukan keefektifan pola nafas , dengan
Kriteria hasil:
1. Suara nafas bersih
2. Tidak ada siaonsis, dispnea
3. Menunjukan jalan nafas yang paten (tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
4. TTV dalam rentang normal
Intervensi:
1. Monitor vital sign
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
4. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
5. Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan
6. Pertahankan jalan nafas yang paten
7. Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
8. PENDIDIKAN KESEHATAN : Ajarkan pada klien dan keluarga teknik relaksasi untuk meningkatkan pola napas efektif
Ajarkan cara batuk efektif Diskusikan mengenai rencana perawatan di rumah
9. TINDAKAN KOLABORASI :
Seting ventilator dan sesuaikan pola ventilator dengan kondisi klien
Observasi konsintrasi O2 (Fi O2) yang diberikan
Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode distress pernapasan Catat tekanan dan monitor gelombang tekanan jalan napas
Jamin kelembapan dan temperature udara inspirasi dan cek secara berkala
Set dan cek alarm ventilator



III. 10 Macam penyakit yang dapat muncul masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif dan pola nafas tidak efektif
1. Asma
2. Tuberkolusis
3. PPOM ( Pneumonia, Atelektasis, Pneumotoraks)
4. ISPA
5. Bronkitis Kronis
6. Empiema
7. Efusi pleura
8. Bronkiektasis
9. Flu Burung
10. Ca Paru



















DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, Wahit dan Nurul hayatin. 2007. “Buku Ajar KDM Teori dan Aplikasi
dalam Praktek”. Jakarta: EGC.
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga Jilid 2. Media
Aesculapius: Jakarta
NANDA, 2006. Diagnosa Keperawatan. PSIK-FK UGM: Yogyakarta
Wartonah, Tarwoto.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses kepertawatan,
edisi 3. Jakarta:Salemba Medika
Wilkinson, J.M, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta