1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan[5].
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7]
6. Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]

Senin, 05 Juli 2010

ASKEP HIPERTENSI & GAGAL JANTUNG

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) HIPERTENSI


HIPERTENSI
1. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)

2. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.
o Stress Lingkungan.
o Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
5. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
6. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

3. Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.

4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
o Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
o Sakit kepala
o Epistaksis
o Pusing / migrain
o Rasa berat ditengkuk
o Sukar tidur
o Mata berkunang kunang
o Lemah dan lelah
o Muka pucat
o Suhu tubuh rendah

5. Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan Laborat
 Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
 BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
 Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
 Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
o CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
o EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
o IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.
o Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.

6. Penatalaksanaan
o Penatalaksanaan Non Farmakologis
1. DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
o Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
0. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
1. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
2. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
3. Tidak menimbulakn intoleransi.
4. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
5. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
Download Askep Hipertensi di sini
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi

1. Pengkajian
o Aktivitas/ Istirahat
 Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
 Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
o Sirkulasi
 Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
 Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
o Integritas Ego
 Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
 Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
o Eliminasi
 Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
o Makanan/cairan
 Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
 Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
o Neurosensori
 Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
 Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
o Nyeri/ ketidaknyaman
 Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
o Pernafasan
 Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
 Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
o Keamanan
 Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

2. Diagnosa Keperawatan yang Muncul
o Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
o Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
o Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
o Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

3. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
o Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.
o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
o Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
o Catat edema umum.
o Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
o Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
o Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
o Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).

Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil :Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
o Batasi aktivitas.
o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.

Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil :Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia.
o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
o Amati adanya hipotensi mendadak.
o Ukur masukan dan pengeluaran.
o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
o Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit Hipokrates, 1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan, 1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998





Gagal jantung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Gagal jantung
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
ICD-10
I46
ICD-9
427.5
Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan kegagalan dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole. Akibat kekurangan penyediaan darah, menyebabkan kematian sel dari kekurangan oksigen. Cerebral hypoxia, atau kekurangan penyediaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba.
Gagal jantung adalah gawat medis yang bila dibiarkan tak terawat akan menyebabkan kematian dalam beberapa menit. Perawatan pertama utama untuk gagal jantung adalah cardiopulmonary resuscitation.
[sunting] Etiology
Penyakit arteri koroner (Coronary artery disease, CAD) adalah proses penyakit kebanyakan yang dihubungkan dengan kematian jantung mendadak di Amerika Serikat. Kejadian CAd dalam individu yang menderita kemati


Biologi Jantung & Pembuluh Darah
DEFINISI
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah.
Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.



Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida).
Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.


FUNGSI JANTUNG

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.

Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan.
Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan.

Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru.
Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.

Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri.
Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.

Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh).
Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.






PEMBULUH DARAH

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri,arteriola, kapiler, venula dan vena.

Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi.
Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung.
Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.

Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung).
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.

Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.
Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.


PASOKAN DARAH KE JANTUNG

Otot jantung (miokardium) sendiri menerima sebagian dari sejumlah volume darah yang mengalir melalui atrium dan ventrikel
Suatu sistem arteri dan vena (sirkulasi koroner) menyediakan darah yang kaya akan oksigen untuk miokardium dan kemudian mengembalikan darah yang tidak mengandung oksigen ke dalam atrium kanan.

Arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri merupakan cabang dari aorta; vena kardiak mengalirkan darah ke dalam sinurskoroner, yang akan mengembalikan darah ke dalam atrium kanan.

Sebagian besar darah mengalir ke dalam sirkulasi koroner pada saat jantung sedang mengendur diantara denyutnya (selama diastol ventrikuler).




GEJALA-GEJALA PENYAKIT JANTUNG
1. Nyeri

Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang.
Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup.
Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang myang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia).

Jika darah yang mengalir ke otot yang lainnya (terutama otot betis) terlalu sedikit, biasanya penderita akan merasakan nyeri otot yang menyesakkan dan melelahkan selama melakukan aktivitas (klaudikasio).

Perikarditis (peradangan atau cedera pada kantong yang mengelilingi jantung) menyebabkan nyeri yang akan semakin memburuk ketika penderita berbaring dan akan membaik jika penderita duduk dan membungkukkan badannya ke depan.
Aktivitas fisik tidak menyebabkan nyeri bertambah buruk.
Jika menarik nafas atau menghembuskan nafas menyebabkan nyeri semakin membaik atau semakin memburuk, maka kemungkinan juga telah terjadi pleuritis (peradangan pada selaput yang membungkus paru-paru).

Jika sebuah arteri robek atau pecah, penderita bisa merasakan nyeri tajam yang hilang-timbul dengan cepat dan tidak berhubungan dengan aktivitas fisik.

Kadang arteri utama (terutama aorta) mengalami kerusakan.
Suatu aneurisma (penonjolan aorta) bisa secara mendadak mengalami kebocoran atau lapisannya mengalami robekan kecil, sehingga darah menyusup diantara lapisan-lapisan aorta (diseksi aorta). Hal ini secara tiba-tiba menyebabkan nyeri hebat yang hilang-timbul karena terjadi kerusakan yang lebih lanjut (robeknya aorta) atau berpindahnya darah dari saluran asalnya.
Nyeri dari aorta seringkali dirasakan di leher bagian belakang, diantara bahu, punggung sebelah bawah atau di perut.

Katup diantara atrium kiri dan ventrikel kiri bisa menonjol ke dalam atrium kiri pada saat ventrikel kiri berkontraksi (prolaps katup mitralis).
Penderita kadang merasakan nyeri seperti ditikam atau ditusuk jarum.
Biasanya nyeri terpusat di bawah payudara kiri dan tidak dipengaruhi oleh posisi maupun aktivitas fisik.
2. Sesak nafas

Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung.
Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).

Pada stadium awal dari gagal jantung, penderita merasakan sesak nafas hanya selama melakukan aktivitas fisik. Sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak akan terjadi ketika penderita melakukan aktivitas yang ringan, bahkan ketika penderita sedang beristirahat (tidak melakukan aktivitas).
Sebagian besar penderita merasakan sesak nafas ketika sedang berada dalam posisi berbaring karena cairan mengalir ke jaringan paru-paru. Jika duduk, gaya gravitasi menyebabkan cairan terkumpul di dasar paru-paru dan sesak akan berkurang.

Sesak nafas pada malam hari (nokturnal dispneu) adalah sesak yang terjadi pada saat penderita berbaring di malam hari dan akan hilang jika penderita duduk tegak.

Sesak nafas tidak hanya terjadi pada penyakit jantung; penderita penyakit paru-paru, penyakit otot-otot pernafasan atau penyakit sistem saraf yang berperan dalam proses pernafasan juga bisa mengalami sesak nafas.
Setiap penyakit yang mengganggu keseimbangan antara persediaan dan permintaan oksigen bisa menyebabkan sesak nafas (misalnya gangguan fungsi pengangkutan oksigen oleh darah pada anemia atau meningkatnya metabolisme tubuh pada hipertiroidisme).
3. Kelelahan atau kepenatan

Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan.
Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar)

Biasanya seseorang tidak memperhatikan denyut jantungnya. Tetapi pada keadaan tertentu (misalnya jika seseorang yang sehat melakukan olah raga berat atau mengalami hal yang dramatis), dia bisa merasakan denyut jantungnya.
Jantungnya berdenyut dengan sangat kuat atau sangat cepat atau tidak teratur.

Dokter bisa memperkuat gejala ini dengan meraba denyut nadi dan mendengarkan denyut jantung melalui stetoskop.
Palpitasi yang timbul bersamaan dengan gejala lainnya (sesak nafas, nyeri, kelelahan, kepenatan atau pingsan) kemungkinan merupakan akibat dari irama jantung yang abnormal atau penyakit jantung yang serius.
5. Pusing & pingsan

Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.
Gejala ini juga bisa disebabkan oleh penyakit otak atau saraf tulang belakang, atau bisa tanpa penyebab yang serius.
Emosi yang kuat atau nyeri (yang mengaktifkan sebagian dari sistem saraf), juga bisa menyebabkan pingsan.



Cegah ggl jtg halau ggl jtg

ANATOMI PAYUDARA

B. ANATOMI PAYUDARA

The female breast.


Dasar anatomi payudara
Fungsi payudara untuk menghasilkan susu untuk bayi. Setiap payudara memiliki kelenjar penghasil susu (juga disebut lobulus atau alveoli) yang membuat susu dari nutrisi dan air yang mereka ambil dari aliran darah.
Kedua, ada saluran susu yang membawa ke puting susu dari kelenjar susu. Sistem kelenjar susu dan saluran menyerupai beberapa tandan buah anggur: kelenjar adalah anggur, saluran adalah batang. Seperti anggur datang di ikat, kelenjar susu dan saluran juga akan disusun dalam beberapa kelompok-kelompok yang disebut lobus. Payudara sebenarnya memiliki 15-20 lobus ini atau tandan anggur di dalamnya. Dari luar, lobus merasa seperti sedikit bening atau benjolan terutama sebelum menstruasi. Payudara wanita




Ruang di antara lobus diisi dengan penghubung dan jaringan lemak. Lemak juga mengelilingi seluruh sistem saluran dan kelenjar susu. Biasanya payudara wanita muda terutama jaringan kelenjar dan itulah sebabnya payudara mereka yang lebih tegas. Lebih lembut payudara, semakin banyak lemak yang dikandungnya.
Perhatikan bahwa payudara tidak memiliki otot (kecuali yang kecil di puting), sehingga tidak ada jumlah latihan akan mengubah penampilan mereka. Payudara didukung oleh semi-karet gelang jaringan disebut ligamen Cooper. Ligamen ini (bersama dengan kulit) peregangan dari waktu ke waktu ketika gravitasi menarik payudara turun, dan itulah mengapa payudara akan mulai melorot atau kendur.

Ukuran payudara dan bentuk yang berbeda bervariasi banyak perempuan. Beberapa wanita memiliki lebih banyak jaringan kelenjar di payudara mereka, beberapa memiliki lebih sedikit. Beberapa memiliki lebih banyak jaringan lemak daripada yang lain. Beberapa memiliki lebih banyak jaringan ikat sehingga dada mereka adalah lebih kuat, namun beberapa wanita benar-benar flat-chested. Ukuran dan bentuk juga bervariasi dari waktu ke waktu pada wanita yang sama karena perubahan selama siklus menstruasi, kehamilan, setelah menyapih, dan selama menopause.
Sebagian besar dari ukuran perbedaan antara perempuan disebabkan jumlah jaringan lemak pada payudara. Tapi hampir semua payudara dapat membuat susu dan membantu memelihara bayi - dan itu adalah apa yang membuat payudara yang indah!
Pengecualian yang langka ini adalah apa yang disebut terbelakang hypoplastic atau payudara yang tidak memiliki banyak jaringan kelenjar (atau susu-membuat kelenjar). Payudara sering Hypoplastic kecil, memanjang atau berbentuk pipa, menyempit di dinding dada dengan ruang luas di antara, dan sering memiliki areola yang besar. &nbps; Wanita dengan pipa ini dikembangkan di bawah payudara mungkin memiliki persediaan air susu rendah, tetapi banyak dari mereka dapat dengan langkah yang tepat mengembangkan pasokan penuh dan menyusui dengan sukses.
PALING payudara wanita tidak sepenuhnya simetris (jangan menghakimi oleh model dan aktris di media karena mereka telah mereka tetap, mendorong, empuk dan segala sesuatu yang lain). Biasanya, satu payudara yang sedikit lebih besar atau lebih kecil, lebih tinggi atau lebih rendah, atau berbentuk berbeda dari yang lain.
Ini adalah semacam situasi yang sama dengan laki-laki testis: biasanya yang kiri tergantung lebih rendah daripada yang lain.

Bagian yang lebih gelap sekitar puting susu disebut areola. Areola biasanya tumbuh dalam ukuran dan mendapatkan lebih gelap selama kehamilan - seolah-olah membuat lebih mudah bagi bayi untuk tempat tempat makanan. Kecil 'gundukan' di areola disebut kelenjar Montgomery, dan mereka menghasilkan minyak yang melumasi puting / areola kompleks.

Puting memiliki beberapa lubang kecil di dalamnya melalui mana mengalir air susu selama menyusui. Kadang-kadang bisa puting datar, dengan 'line' melalui mereka, atau terbalik, di mana puting lebih menjorok ke dalam. Situasi tidak serius atau berbahaya karena bayi biasanya dapat menarik puting keluar.
Omong-omong, seorang remaja puting tidak harus menonjol tetapi hanya benar-benar datar puting jika TIDAK mendapatkan tegak jika dirangsang atau jika dingin.
Puting juga datang dalam semua jenis terlihat. Beberapa puting susu perempuan terus-menerus tegak sedangkan beberapa mempunyai puting susu yang hanya menjadi tegak ketika dirangsang oleh dingin atau sentuhan. Adalah umum untuk memiliki rambut pada payudara. Dapat puting datar, bulat, atau bentuk silinder. Areola dapat cincin yang sangat sempit, atau mungkin menutupi setengah payudara kecil. Warna bervariasi dari merah muda hingga hitam. Meskipun demikian, karakteristik ini tidak mempengaruhi proses menyusui - dengan pengecualian bahwa kadang-kadang wanita dengan puting susu datar atau harus menggunakan langkah-langkah khusus untuk mendapatkan bayi untuk menyusu.

LP ACNE / JERAWAT

Jerawat/ Acne

Jerawat adalah istilah awam untuk acne vulgaris, yang biasa terjadi pada usia remaja ketika terjadi perubahan hormon sehingga menghasilkan lebih banyak minyak. Sampai saat ini belum ada cara penyembuhan secara tuntas, namun kondisi ini akan mengalami perbaikan dengan bertambahnya usia.
GEJALA
• Bintik merah menonjol dan sakit, dapat berisi nanah, biasanya di bagian wajah
• Bintik/putih yang menonjol dan tidak sakit.
PENYEBAB
• Belum diketahui dengan jelas. Diduga karena sumbatan kelenjar minyak oleh keratin pada kulit, bila terkena infeksi bisa menjadi bisul dan bernanah.
YANG DAPAT ANDA LAKUKAN
• Selalu menjaga kulit tetap bersih dengan menggunakan sabun
• Jaga kebersihan rambut
• Oleskan krim anti acne yang mungkin bisa membantu
• Bila memakai kosmetik, pilih yang mempunyai dasar air dan jangan dasar minyak
• Periksa dokter bila kondisi jerawat cukup berat.
TINDAKAN DOKTER
• Memberi resep dan mengawasi pengobatan antibiotika jangka panjang


Ilmiah Populer Lainnya :
Abses Gusi

Aids/HIV

Alergi Rinitis

Alzheimers

Amubiasis


Lihat Arsip Ilmiah Populer


Gambar2









Jenis-Jenis Jerawat
July 26 2009 Categorized Under: Kesehatan Umum No Commented
Jerawat atau acne vulgaris adalah kelainan kulit karena penyumbatan saluran kelenjar sebasea. Kulit mengandung ribuan kelenjar sebasea yang memproduksi sebum (minyak) yang berfungsi melembabkan dan melindungi kulit. Sebum yang diproduksi kelenjar sebasea disalurkan melalui folikel rambut (pori-pori) ke permukaan kulit. Jerawat terjadi ketika sebum yang biasanya keluar ke permukaan kulit itu tersumbat. Kulit wajah memiliki kerapatan kelenjar sebasea yang tinggi, khususnya di daerah hidung, dahi dan pipi. Kelenjar sebasea paling besar terdapat di pertengahan dada dan punggung. Oleh karena itu, jerawat paling sering muncul di wajah, dada dan punggung.
Penyebab jerawat tidak diketahui, tetapi terkait dengan aktivitas hormonal pada usia remaja. Pada umumnya jerawat dimulai pada usia 10 hingga 15 tahun dan akan hilang ketika memasuki usia 25 tahun, namun pada sekitar 7% orang, jerawat berlanjut hingga usia 40 tahun, bahkan 50 tahun. Faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya jerawat adalah ketidakseimbangan hormonal, makanan pemicu, stres dan kurangnya kebersihan kulit yang secara keseluruhannya menimbulkan produksi sebum berlebihan, penyumbatan folikel, infeksi dan kolonisasi bakteri Propionibacterium acne dan peradangan (inflamasi).
Jerawat dapat diklasifikasikan menurut jenis lesinya, apakah ada inflamasi atau tidak.
Lesi non inflamasi
Follicular cast atau filament
Biasanya terdapat di sisi samping kanan dan kiri hidung yang dipenuhi sebum tersumbat seperti bubur. Dengan penekanan, sumbatan tersebut dapat dikeluarkan.
Mikrokomedo
Mikrokomedo terjadi sebelum komedo (sebum yang tersumbat) berubah menjadi whitehead atau blackhead. Jerawat ini tidak terlihat dari permukaan kulit dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Whitehead (Komedo tertutup)
Kelainan berupa bintil kecil dengan lubang kecil atau tanpa lubang karena sebum yang biasanya disertai bakteri menumpuk di folikel kulit dan tidak bisa keluar.
Blackhead (Komedo terbuka)

Komedo terbuka biasanya merupakan perkembangan lebih lanjut dari komedo tertutup, terjadi ketika folikel terbuka di permukaan kulit sehingga sebum, yang mengandung pigmen kulit melanin, teroksidasi dan berubah menjadi coklat/hitam. Blackhead dapat berlangsung lama karena proses pengeringan komedo di permukaan kulit berlangsung lambat .
Lesi inflamasi
Papel (papule)
Papel terjadi ketika dinding folikel rambut mengalami kerusakan atau pecah sehingga sel darah putih keluar dan terjadi inflamasi di lapisan dalam kulit. Papel berbentuk benjolan-benjolan lunak kemerahaan di kulit tanpa memiliki kepala. Jerawat tipe ini sering disebut orang awam sebagai “jerawat batu.”
Pustel (pustule)
Pustel terjadi beberapa hari kemudian ketika sel darah putih keluar ke permukaan kulit. Pustel berbentuk benjolan merah dengan titik putih atau kuning di tengahnya yang mengandung sel darah putih.

Nodul (nodule)
Bila folikel pecah di dasarnya maka terjadi benjolan radang yang besar yang sakit bila disentuh. Nodus biasanya terjadi akibat rangsang peradangan oleh fragmen rambut yang berangsung lama.
Abses
Kadang beberapa papel atau pustel mengalami pengelompokan dengan membentuk abses yang berwarna kemerahan, nyeri dan cenderung mengeluarkan bahan berupa campuran darah, nanah dan sebum. Pada proses penyembuhan kelainan ini meninggalkan jaring parut yang luas.
Sinus
Jenis jerawat paling berat (acne konglobata). Sering terdapat di lekukan samping hidung, hidung, rahang dan leher. Kelainan berupa garis linier dengan ukuran panjang bisa mencapai 10 cm dan mengandung beberapa saluran sinus atau fistel yang menghubungkan sinus dengan permukaan kulit. Penyembuhan jerawat ini memakan waktu berbulan-bulan, bahkan tahun dan dapat kambuh lagi bila mengalami proses inflamasi. Sinus harus ditangani dengan pembedahan.
download best movies downlaod wordpress themes movies 2008 download free 3 columns wordpress themes
Copyright © 2009 Majalah Kesehatan.com. Wordpress Theme Designed by Pixeled Solutions for Casino Games, Coupon Codes and Hosting.




Penyebab Jerawat Tipe “Cystic Acne”
Suatu saat, mungkin kita pernah mengalami jerawat / acne terutama saat usia remaja . Kita dapat mengalami whiteheads atau noda hitam kecil, namun beberapa orang mungkin memiliki pengalaman yang lebih parah atau biasa disebut “cystic acne”. Apakah cystic acne itu, dan apa penyebab cystic acne?

Cystic acne dianggap yang paling parah dari semua jenis jerawat. Luka di kulit cystic acne dapat mendalam, inflamed dan menyakitkan. Hal ini hampir mirip dengan karakteristik acne nodules tetapi ditambah dengan bisul di kulit yang penuh dengan nanah dan lebih besar yang bahkan bisa melebar sampai beberapa centimeter. Dan Kadang-kadang bisul pada kulit muncul menyebar.

Ciri jerawat cysts tidak hanya muncul di wajah, tetapi seperti jerawat umum lainnya, dapat juga muncul di dada, bahu dan bahkan di kepala.

Secara jelas penyebab “cystic acne” belum diketahui. Terdapat beberapa kasus yang dapat dihubungkan dengan faktor genetik, dan mungkin mitos tentang makanan tertentu yang menyebabkan jerawat, namun tidak dapat dipastikan penyebab jerawat tipe ini.

penyebab jerawat tipe ini dimulai dari kulit yang terblokir oleh minyak dalam kulit, sehingga apapun yang menyebabkan clogging dapat memicu munculnya jerawat. penggunaan makeup berbasis minyak misalnya dapat menyumbat pori-pori yang dapat memicu timbulnya jerawat. Identifikasi faktor lain yang memicu terjadinya jerawat adalah terkena sinar matahari secara langsung, pakaian ketat , gesekan atau gosokan di bagian kulit yang luka.

Ketika jerawat muncul, penting sekali untuk menjaga kebersihan kulit yang terluka. Dalam beberapa kasus jerawat dimulai dari pembentukan milder bentuknya seperti Blackheads dan whiteheads (komedo / bintik hitam ) tetapi kadang muncul secara langsung ke dalam bentuk lebih parah seperti cysts atau nodules.

Cystic acne dianggap parah karena tidak hanya mempengaruhi di permukaan kulit saja tetapi juga jauh ke dalam kulit, sehingga mengakibatkan luka yang permanen dan sulit untuk dirawat. Biasanya hanya bisa disembuhkan dengan operasi

Cystic acne, jika terjadi dalam skala besar dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah didalam sel yang dapat mengakibatkan “conglobata”, di mana akan ada pembentukan “abscesses” yang dalam dan bersarang di kulit. Hal yang terburuk, dari jerawat jenis ini adalah “disfiguring”
Author - Carolyn Anderson
TIP MENGHILANGKAN ACNE
Dokter kulit sih mungkin ampuh, gw pernah ke dr. clara, muka gw sih emang jadi bagus, kata cowo gw jadi kaya muka bayi , tapi harganya bo mahal banget, pokoknya tiap kali dateng gw pasti abis 1/2 jeti buat konsultasi n obatnya, maklum karna miskin gw gak sanggup lagi nerusin. abis itu muka gw jadi ancur dan tambah parah, kasar banget; pori2 besar dan kaya banyak kerutan2 kecil gitu dan jerawat dimana2. Trus abis itu pernah coba di dokter yg gang lilin, dilipetan idung dan samping bibir jadi merah2 tiap kali pake produk dokter ini, mungkin gara2 ganti2 produk muka, kulitnya jadi sensitif kali. dan akhirnya gw gak pake dokter2an lagi jadinya berexperimen dengan segala macem produk muka.

semua itu gak ampuh buat jerawat gw, akhirnya saking depresinya, gw menjalankan segala macem ritual yang disarankan, gw pernah baca di salah satu artikel orang bule (gw lupa namanya) dia dulunya juga punya masalah dengan jerawat, akhirnya dia tau kalo semua itu didasarkan dari pola hidup.

apa yg dianjurkan ama dia emang berguna buat jerawat gw makanya karna dari pengalaman pahit gw, gw jadi tau gimana rasanya bagi org2 yg menderita penyakit 'JERAWATAN', gw mau coba berbagi solusi, yang sapa tau bisa efektif membantu menghilangkan jerawat tapi sih semua itu balik ke kondisi kulit dan tubuh org yang beda2.

1. tips pertama (dan yg paling penting) dari gw adalah; coba hindari atau setidaknya kurangi makan MINYAK SAYUR a.k.a minyak goreng, apapun yang mengandung minyak sayur; gorengan, bakmi yang pake minyak sayur, dll, coba distop dulu deh, konon katanya minyak sayur itu pemicu hormon, yg mana kita semua tau penyebab utama jerawat berawal dari hormon yg berlebihan (atau apapun deh yang berkaitan ama hormon). tapi bagi kalian yang udah terlanjur ngefans berat ama makanan yang ada minyak gorengnya sebaiknya minum air putih yang banyak (ingat!! air putih jangan banyak minum yg manis2) 8 gelas aja gak cukup untuk sehari, kalo bisa lebih dari 15 gelas/hari

2. nah karna udah menyangkut hormon, stop konsumsi makanan yg berhubungan dengan hormon, such as; KFC (dan sebangsanya), yang katanya ayamnya diternak dengan memberikan banyak steroid (atau apa deh gitu) yang bikin ayamnya jadi guuede, yang sama aja lu juga masukin kandungan hormon yang banyak kedalam tubuh lu, dan gak cuma dari ayam aja, bisa juga dari yg lain, kaya misalnya pil kb yg hormonal (sori kalo salah tulis).

3.Ingat!! jangan minum yang manis2, kenapa?! coba deh ngaca dan keluarin lidah lu, kalo warnanya putih, lu punya masalah dengan bakteri dilidah (kalo gak salah namanya candida) dan itu adalah penyebab jerawat. Konon juga katanya yg manis2 penyebab suburnya candida. kalo gw skr2 ini jadi rajin sikat lidah setelah gosok gigi

4. bagi kalian yang punya masalah dengan gizi buruk, sebaiknya ubah pola hidup dengan banyak makan sayuran dan buah2an, kalo gak mau ada masalah dengan bolong2 yang menetap selamanya dimuka. makan atau minum yang mengandung vit c yang buanyak untuk peregenerasian kulit yang rusak, olesin juga dimuka, misalnya dengan lotion yg mengandung vit c atau dengan jeruk nipis juga ampuh katanya. sayuran dan buah2an untuk pembentukan kolagen biar tetep kenyal kulitnya.

5. untuk menghilangkan noda2 jerawat, sebaiknya pake produk muka yg fungsinya memutihkan ataupun mencerahkan, kalo gw sih jadi balik ke produk lama gw yang baru skr gw sadari itu produk gw banget gw pake sabun extraderm yg lightning buat cuci muka, trus malem2 pake olay whitening.

cuma sesederhana ini, hasilnya emang gak instan, tapi buat yg udah frustasi gak ada salahnya dicoba dan sekali lagi semua ini balik ke kondisi tubuh masing2 org, ada juga org yang jerawatan bukan karna hormon, bisa juga dari alergi, kaya gw yg juga alergi kalo makan telor, besokannya langsung nemplok jerawat batu dimuka kalo makan telor




patofisiologi
sebelum kita mengetahui askep dan diagnosa keperawatan maka kita harus mengetahui patofisiologi atau proses dari suatu penyaki
etiologi (hormonal,stres,genetik,bakteri) –> masa pubertas –> Hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea –> kelenjar sebasea membesar dan mensekresikan sebum –> sebum merembas naik hingga puncak folikel rambut –> mengalir keluar pada pemukaan kulit –> duktus pilosebaseus tersumbat sebum –>lesi obstruktif –>di latasi folikel sebasea dampaknya dibagi 2 yaitu : 1. penipisan dinding folikular 2.
–>penipisan dinding folikular –> pecah –>isi folikular keluar dan mengiritasi dermis –> lesi baru –>infeksi berulang
–>risiko infeksi
–> mikro komedo dibagi 2 yaitu :
–> komedo terbuka, hitam akibat akumulasi lipid, bakteri dan debris epitel
–> komedo tertutup –>perembasan isi folikel ke dermis –> inflamasi –lesi akne
dampak lesi akne di bagi 3:
–>papula eritematosa \\
====> gangguan integritas kuli, gangguan citra tubuh, ansietas
–> kista inflamatorik //
–> pustyla
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan inflamasi lesi akne.
2. Ansietas berhubungan dengan lesi akne.
3. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya papula eritematosa, pustule, dan kista inflamatorik.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan infeksi bakteri kulit.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor pemicu dan perawatan akne.
askep jerawat yaitu:
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan inflamasi lesi akne.
• Dorong klien untuk menyatakan perasaan tentang penyakitnya pertahankan pendekatan positif, hindari ekspresi menghina atau reaksi berubah mendadak.
• Bersikap realitis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan kesehatan.
2. Ansietas berhubungan dengan lesi akne.
• Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
• Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau
3. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya papula eritematosa, pustule, dan kista inflamatorik.
• pada klien bahwa pengobatan biasanya memerlukan waktu 4-6 minggu atau lebih.
• Dorong klien untuk menghindari semua bentuk friksi (menggaruk, mengutik –ngutik dengan tangan, dll) anjurkan klien untuk menghindari krim kulit apap
4. Risiko infeksi berhubungan dengan infeksi bakteri kulit.
• Tekankan klien untuk tidak memijat jerawat atau mengotak-ngatiknya.
• Pertahankan personal hygiene, terutama pada area tangan
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor pemicu dan perawatan akne.
• Tekankan pada klien bahwa masalah yang dihadapinya tidak berhubungan dengan ketidakbersihan, kesalahan makan, aktivitas seksual, ataupun kesalahan konsep lainnya yang sering dijumpai.
• Informasikan mengenai obat-obat oral serta topical beserta efek sampingnya yang potensial.

RENCANA KEPERAWATAN MATERNITAS

RENCANA KEPERAWATAN
PADA KLIEN DI RUANG RAWAT POSTPARTUM RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR
NAMA : NO. RM :
UMUR : DIAGNOSA MEDIS :
TGL NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
JAM KRITERIA EVALUASI
Defisit volume cairan berhubungan dengan:
• Perdarahan pervaginam
• Intake yang kurang
• Out put yang berlebihan
• …………………………………..
Tujuan: Volume cairan terpenuhi
Kriteria evaluasi:
• Tanda tanda vital normal
• Turgor kulit baik
• Pengisian kapiler baik
• Produksi urine 0,5 s.d 1 cc/jam • Observasi keadaan umum dan tanda vital
• Monitor perdarahan jumlah dan sifat perdarahan
• Monitor kontraksi uterus
• Monitor intake out put
• Berikan penjelasan pada klien agar minum manis hangat sedikit – sedikit tetapi sering
• Hindarkan klien dari hal-hal yang menyebabkan mual dan muntah
• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
• Berikan cairan sesuai program
• Kolaborasi untuk program terapi
• …………………………………………………………
• ………………………………………………………..
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan:
• Hipovolemia
• Kelemahan fisik
• Hipoksia jaringan
• …………………………………..
Tujuan : Klien mampu melakukan aktivitas yang tidak kontra indikasi
Kriteria evaluasi:
• Klien dapat beraktifitas tanpa keluhan
• Klien mengerti tentang aktifitas yang diperbolehkan • Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari
• Dekatkan alat-alat yang diperlukan klien
• Anjurkan klien untuk tirah baring
• Berikan penjelasan tentang aktivitas yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan
• Observasi kondisi klien saat dan sesudah melakukan aktivitas
• …………………………………………………..
Cemas berhubungan dengan:
• Krisis situasi
• Prosedur pre operatif
• Perubahan dalam fungsi dan peran menjadi orang tua baru
• ………………………………….
Tujuan : Cemas teratasi
Kriteria evaluasi:
• Klien tampak tenang dan kooperatif
• Klien mengerti dan memahami tentang kondisi yang dialami • Kaji tingkat kecemasan klien
• Berikan dukungan mental
• Berikan informasi tentang kondisi yang dialaminya
• Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan
• Motivasi keluarga untuk mendampingi klien
• Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
• Kolaborasi untuk bimbingan rohani
• ………………………………………………………..
Nyeri berhubungan dengan:
• Terputusnya kontinuitas jaringan
• Kontraksi uterus
• Distensi abdomen
• Luka episiotomi
• ……………………………………
Tujuan : Nyeri teratasi/terkontrol
Kriteria evaluasi :
• Klien mengatakan nyeri berkurang/minimal
• Skala nyeri berkurang
• Klien tampak tenang dan rileks
• Klien dapat beristirahat • Kaji penyebab nyeri
• Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
• Jelaskan tentang penyebab nyeri
• Observasi skala nyeri (dengan skala 0-10)
• Ajarkan dan anjurkan menggunakan tehnik relaksasi dan distraksi
• Anjurkan klien untuk istirahat yang adekuat
• Lakukan perawatan luka dengan benar
• Ajarkan pada ibu tentang
• Kolaborasi untuk pemberian analgetik
• ………………………………………………………………









Ketidakefektifan proses menyusui berhubungan dengan :
• Belum berpengalaman menyusui
• Pembengkakan payudara
• Lecet putting susu
• Kurangnya produksi ASI
• Proses pemisahan ibu dan bayi
• ……………………………………
Tujuan : Pemberian ASI efektif
Kriteria evaluasi :
• Ibu dapat menyusui dengan benar dan tanpa rasa nyeri
• Produksi ASI cukup
• Bayi tidak rewel
• Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan ASI (fontanella cekung, suhu badan meningkat, bayi BAK<6 kali sehari, bayi tampak kuning • Kaji kesiapan bayi untuk menyusui (reflek menghisap, reflek menelan)
• Kaji pengetahuan dan kemauan ibu untuk menyusui
• Kaji ketrampilan ibu dalam menyusui
• Berikan penjelasan pada ibu tentang :
• Pentingnya menyusui secara dini
• Pengelolaan ASI Eksklusif
• Upaya untuk meningkatkan produksi ASI (Nutrisi, meningkatkan frekuensi menyusui, relaks, dll)
• Ajarkan pada ibu tentang:
• Prosedur dan tehnik menyusui yang benar
• Perawatan payudara
• Lakukan perawatan payudara jika diperlukan
• Berikan kompres hangat dan pengosongan pada payudara yang bengkak
• Kolaborasi pemberian terapi untuk meningkatkan produksi ASI
• ……………………………………………………
Resti cidera pada janin berhubungan dengan :
• Hipoksia akibat
• Anemia pada kehamilan
• Perdarahan pervaginam berulang pada placenta previa
• KPD
• Kontraksi uterus
• …………………………………..

Tujuan : cidera janin tidak terjadi
Kriteria evaluasi:
• Denyut jantungj janin (Djj) dalam batas normal
• Gerakan janin dalam batas normal • Observasi Djj setiap 30 menit
• Observasi kontraksi uterus
• Observasi pengeluaran cairan pervaginam
• Berikan penjelasan dan motivasi pada ibu tentang posisi tidur yang benar
• miring kiri
• trendelenburg
• Berikan penjelasan pada ibu tentang pentingnya dan cara memantau gerakan janin
• Berikan oksigen sesuai advis
• Kolaborasi untuk program terapi
• …………………………………………………………
Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan:
• Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
• Hipertensi
• ……………………………………

Tujuan : perfusi cerebral adekuat
Kriteria evaluasi:
• Tanda-tanda vital dalam batas normal
• Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK (sakit kepala, muntah, kejang, pandangan kabur, nyeri ulu hati) • Tempatkan klien di ruang yang tenang
• Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, dan tanda-tanda peningkatan TIK
• Anjurkan klien untuk tirah baring
• Monitor intake dan out put
• Berikan oksigen sesuai kebutuhan
• Kolaborasi dengan dokter untuk program terapi
• ……………………………………………………..
Retensio urine berhubungan dengan:
• Trauma jaringan jalan lahir
• Edema jaringan jalan lahir
• Nyeri setelah melahirkan
• ……………………………………
Tujuan: Klien mampu berkemih secara normal
Kriteria evaluasi:
• Kandung kemih kosong
• Klien dapat berkemih secara spontan
• Klien merasa puas setelah berkemih • Identifikasi pola eliminasi urine sebelum dan sesudah melahirkan
• Monitor haluaran urine
• Pantau derajat distensi kandung kemih
• Lakukan program bladder training
• Observasi intake cairan per oral
• Berikan privasi dalam melakukan BAK
• Kolaborasi dengan dokter untuk terapi
• ……………………………………………………..



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DI RUANG RAWAT DEWI KUNTI
RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR


NAMA : NO. RM :
UMUR : DIAGNOSA MEDIS :
TGL NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
JAM KRITERIA EVALUASI
Cemas berhubungan dengan:
• Krisis situasi
• Prosedur pre operatif
• Perubahan dalam fungsi dan peran menjadi orang tua baru
• ………………………………….
Tujuan : Cemas teratasi
Kriteria evaluasi:
•Klien tampak tenang dan kooperatif
•Klien mengerti dan memahami tentang kondisi yang dialami •Kaji tingkat kecemasan klien
• Berikan dukungan mental
• Berikan informasi tentang kondisi yang dialaminya
• Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan
• Motivasi keluarga untuk mendampingi klien
• Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

• Kolaborasi untuk bimbingan rohani
• ………………………………………………………..
Nyeri berhubungan dengan:
• Terputusnya kontinuitas jaringan
• Kontraksi uterus
• Distensi abdomen
• Luka episiotomi
• ……………………………………
Tujuan : Nyeri teratasi/terkontrol
Kriteria evaluasi :
•Klien mengatakan nyeri berkurang/minimal
•Skala nyeri berkurang
•Klien tampak tenang dan rileks
•Klien dapat beristirahat Kaji penyebab nyeri
• Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
• Jelaskan tentang penyebab nyeri
• Observasi skala nyeri (dengan skala 0-10)
• Ajarkan dan anjurkan menggunakan tehnik relaksasi dan distraksi
• Anjurkan klien untuk istirahat yang adekuat
• Lakukan perawatan luka dengan benar
• Ajarkan pada ibu tentang
• Kolaborasi untuk pemberian analgetik
• ………………………………………………………………
Defisit volume cairan berhubungan dengan:
• Perdarahan pervaginam
• Intake yang kurang
• Out put yang berlebihan
• …………………………………..
Tujuan: Volume cairan terpenuhi
Kriteria evaluasi:
•Tanda tanda vital normal
•Turgor kulit baik
•Pengisian kapiler baik
Produksi urine 0,5 s.d 1 cc/jam Observasi keadaan umum dan tanda vital
• Monitor perdarahan jumlah dan sifat perdarahan
• Monitor kontraksi uterus
• Monitor intake out put
• Berikan penjelasan pada klien agar minum manis hangat sedikit – sedikit tetapi sering
• Hindarkan klien dari hal-hal yang menyebabkan mual dan muntah
• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
• Berikan cairan sesuai program
• Kolaborasi untuk program terapi
• …………………………………………………………
• ………………………………………………………..


















RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DI RUANG RAWAT DEWI KUNTI
RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

NAMA : NO. RM :
UMUR : DIAGNOSA MEDIS :
TGL NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
JAM KRITERIA EVALUASI
Ketidakefektifan proses menyusui berhubungan dengan :
• Belum berpengalaman menyusui
• Pembengkakan payudara
• Lecet putting susu
• Kurangnya produksi ASI
• Proses pemisahan ibu dan bayi
• Anomali bayi
•Anomali payudara ibu
•Riwayat kegagalan menyusui
•Pasangan atau keluarga tidak mendukung
• ……………………………………
Tujuan : Pemberian ASI efektif
Kriteria evaluasi :
•Ibu dapat menyusui dengan benar dan tanpa rasa nyeri
•Produksi ASI cukup
•Bayi tidak rewel
Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan ASI (fontanella cekung, suhu badan meningkat, bayi BAK<6 kali sehari, bayi tampak kuning • Kaji kesiapan bayi untuk menyusui (reflek menghisap, reflek menelan)
• Kaji pengetahuan dan kemauan ibu untuk menyusui
• Kaji ketrampilan ibu dalam menyusui
• Berikan penjelasan pada ibu tentang :
• Pentingnya menyusui secara dini
• Pengelolaan ASI Eksklusif
• Upaya untuk meningkatkan produksi ASI (Nutrisi, meningkatkan frekuensi menyusui, relaks, dll)
• Ajarkan pada ibu tentang:
• Prosedur dan tehnik menyusui yang benar
• Perawatan payudara
• Lakukan perawatan payudara jika diperlukan
• Berikan kompres hangat dan pengosongan pada payudara yang bengkak
•Ajarkan ibu tentang kebutuhan istirahat, nutrisi dan cairan yang cukup
•Jelaskan manfaat dan kerugian menyusui
•Berikan informasi yang benar tentang mitos dan kesalah pahaman tentang ASI
•Berikan informasi tentang pola BAB dan BAK bayi yang disusui dengan ASI
• Kolaborasi pemberian terapi untuk meningkatkan produksi ASI
• ……………………………………………………
Risiko gangguan Bonding attachment berhubungan dengan
•Pemisahan ruangan
•Bayi sakit
•Bayi prematur
•Ketidakmampuan memenuhi •kebutuhan bayi/SC Tujuan : Bonding attchment dapat dilakukan
Kriteria evaluasi :
•Ibu dapat menyusui dengan sempurna
•Ibu dapat memberi kasih sayang kepada bayi
•Bayi sehat, tenang, bersih dan hangat •Ajarkan perawatan bayi baru lahir
•Ajarkan tentang perkembangan bayi
•Ajarkan tehnik menenangkan bayi
•Bantu ibu dalam menterjemahkan isyarat dan kebutuhan bayi
•Jelaskan pada orangtua perawatan ayng akan diberikan pada bayi
•Berikan informasi tentang hasil pengkajian bayi baru lahir •Diskusikan karakteristik perilaku bayi
•Pastikan ibu telah menyiapkan nama untuk bayinya



Risiko infeksi berhubungan dengan:
•Pertahanan tubuh yang tidak adekuat (Adanya luka epis, luka post SC, trauma jarinagn, kulit terluka)
•Pertahanan sekunder tidak adekuat (HB turun, leukopenia, respon inflamasi tersupresi)
•Prosedur invasif
•Kurang pengetahuan
Risiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria evaluasi :
•Tidak ada tanda- tanda infeksi (Rubor, dolor, calor, tumor, fungsi laesa)
•REEDA ( Redness, ecimosis, edema, discharge, approximately) •Pantau tanda dan gejala infeksi (Suhu tubuh dan kulit, Peningkatan Nadi, Penampilan luka, Sekresi, Lesi kulit, Keletihan, Penampilan urine )
•Kaji faktor yang meningkatkan risiko infeksi
•Pantau hasil Laboratorium (DPL, Protein serum dan Albumin)
•Ajarkan ibu dan keluarga untuk menjaga personal hygiene
•Ajarkan klien untuk cuci tangan yang benar
•Anjurkan pengunjung untuk cuci tangan sebelum dan setelah keluar ruangan
•Lakukan perawatan luka dengan tehnik septik dan antiseptik
•Ajarkan cara perawatan luka episotomi
•Jelaskan tanda dan gejala infeksi dan kapan harus melapor
•Kolaborasi pemberian antibiotik

Retensio urine berhubungan dengan:
• Trauma jaringan jalan lahir
• Edema jaringan jalan lahir
• Nyeri setelah melahirkan
• ……………………………………
Tujuan: Klien mampu berkemih secara normal
Kriteria evaluasi:
•Kandung kemih kosong
•Klien dapat berkemih secara spontan
•Klien merasa puas setelah berkemih •Identifikasi pola eliminasi urine sebelum dan sesudah melahirkan
• Monitor haluaran urine
• Pantau derajat distensi kandung kemih
• Lakukan program bladder training
• Observasi intake cairan per oral
• Berikan privasi dalam melakukan BAK
• Kolaborasi dengan dokter untuk terapi
• ……………………………………………………..
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DI RUANG RAWAT DEWI KUNTI
RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR


NAMA : NO. RM :
UMUR : DIAGNOSA MEDIS :
pTGL NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
JAM KRITERIA EVALUASI
Resti cidera pada janin berhubungan dengan :
• Hipoksia akibat
• Anemia pada kehamilan
• Perdarahan pervaginam berulang pada placenta previa
• KPD
• Kontraksi uterus
• …………………………………..

Tujuan : cidera janin tidak terjadi
Kriteria evaluasi:
•Denyut jantungj janin (Djj) dalam batas normal
•Gerakan janin dalam batas normal • Observasi Djj setiap 30 menit
• Observasi kontraksi uterus
• Observasi pengeluaran cairan pervaginam
• Berikan penjelasan dan motivasi pada ibu tentang posisi tidur yang benar
• miring kiri
• trendelenburg
• Berikan penjelasan pada ibu tentang pentingnya dan cara memantau gerakan janin
• Berikan oksigen sesuai advis
• Kolaborasi untuk program terapi
• …………………………………………………………
Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan:
• Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
• Hipertensi
• ……………………………………

Tujuan : perfusi cerebral adekuat
Kriteria evaluasi:
•Tanda-tanda vital dalam batas normal
•Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK (sakit kepala, muntah, kejang, pandangan kabur, nyeri ulu hati) • Tempatkan klien di ruang yang tenang
• Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, dan tanda-tanda peningkatan TIK
• Anjurkan klien untuk tirah baring
• Monitor intake dan out put
• Berikan oksigen sesuai kebutuhan
• Kolaborasi dengan dokter untuk program terapi
• ……………………………………………………..
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan:
• Hipovolemia
• Kelemahan fisik
• Hipoksia jaringan
• …………………………………..
Tujuan : Klien mampu melakukan aktivitas yang tidak kontra indikasi
Kriteria evaluasi:
•Klien dapat beraktifitas tanpa keluhan
•Klien mengerti tentang aktifitas yang diperbolehkan Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari
• Dekatkan alat-alat yang diperlukan klien
• Anjurkan klien untuk tirah baring
• Berikan penjelasan tentang aktivitas yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan
• Observasi kondisi klien saat dan sesudah melakukan aktivitas
• …………………………………………………..

POST PARTUM COMPLICATION

RESUM KEPERAWATAN (MAS SURYA)

BAB II
RESUME KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 21 Juni 2001 pukul 10.00 WIB
oleh Suryadi diruang Inayah bawah nomor 19 PKU Muahammadiyah Gombong .

1. Identitas Pasien
Pasien bernama Ny.W berumur 75 tahun dengan jenis kelamin perempuan, beragama Islam, dan berpendidikan SD, pekerjaan Ny.W adalah pedagang, dengan status perkawinan janda, suku bangsa Jawa/Indonesia, alamat Purbowangi, Buayan, Kebumen, Diagnosa medis: Anemia, tanggal masuk 20 Juni 2010, No. RM. 180447.

2. Riwayat Keperawatan
Pasien mengatakan pada tanggal 21 Juni 2010 merasakan pusing, kadang berputar-putar, badan lemes, sering cape, jika beristirahat, kemudian pasien dianjurkan untuk dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Di
IGD mendapatkan therapy Infus NS Ring As 20 tpm, injeksi Bectysyn 2x1,
Torasix 3x1, Hexilon 2x1.

3. Pengkajian Fokus

Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 Juni 2010 pukul 10.00 WIB,
pada saat dikaji pasien mengatakan lemas, kadang mual, pusing hilang timbul
kurang lebih 20 menit, pasien dan keluarga mengatakan belum tahu tentang
penyakitnya. Pemeriksaan fisik mata konjungtifa anemis, kapiler 2 detik, inte
gumen : turgor kulit lembab, pasien menghabiskan setengah porsi yang terse
dia. Pasien terlihat lemas terpasang transfuse set Infus RL 20 tpm, pasien tam
pak sering bertanya mengenai penyakitnya, pasien mendapat program pembe
rian transfuse whole blood 2 kolf. Pada tanda-tanda vital didapatkan Tekanan
Darah 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 37° C pernafasan 20x/menit.
Sebelumnya pasien belum pernah dirawat dirumah sakit.
Pada tanggal 21 Juni 2010 didapatkan hasil pemeriksaan penunjang
Hb 3,5 gr % dengan golongan darah A. pasien medapatkan diit nasi TKTP
( Tinggi Kalori Tinggi Protein ) mendapatkan Therapy Injeksi Bectysyn 2x1,
Ranitidin 2x1 ml dan therapy parental IVFD RL 20 tpm.



B . ANALISA DAN DIAGNOSA
Pada pengkajian didapatkan data fokus yang mengarah pada masalah-ma
salah yang dihadapi oleh pasien. Daftar masalah yang disusun berdasarkan
waktu yang ditemukan. Pada tanggal 21 Juni 2010 pukul 10.00 WIB penu
lis menemukan 3 masalah yaitu:

1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan
O2 dalam darah ditandai dengan pasien mengatakan pusing kadang
berputar putar, badan lemas sering cape jika untuk beraktivitas Hb 3,5 gr %.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pemasukan yang kurang ditandai dengan pasien mengatakan mual dan didapatkan data objektf pasien hanya menghabiskan setengah porsi makan, konjungtiva anemis, turgor kulit lembab,dan Hb 3,5 gr %.

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya behubugan dengan kurang informasi ditandai dengan pasien dan keluarga tampak cemas sering bertanya mengenai penyakit dan pengobatannya.



C. INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
penurunan konsentrasi O2 dalam darah.


NOC

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan dapat menujukan perfusi jaringan yang adeku
at dengan kriteria evaluasi tanda – tanda vital TD 120/80
mm Hg, Nadi 80 x / menit, suhu 37º C, RR 20 x / menit ,
membran mukosa merah muda, kapiler baik kurang dari
2 detik, pasien tidak mengelu pusing.
Rencana tindakan keperawatan : mengobservasi tanda-
tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit atau muko
sa,mengobservasi adanya keluhan pusing, tinggikan kepa
la tempat tidur sesuai toleransi, megobservasi nafas, pem
rian analgetik,kolaborasi pemeriksaan penunjang laborat
torim Hb dan pemberian tranfusi darah. Tindakan Kepe
rawatan: pada tanggal 22 Juni 2010 pukul 07.30 WIB
yaitu mengobservasi tanda_- tanda vital dengan respon:
TD: 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 37º C, RR
20 x/menit, mengkaji pengisian kapiler, respon kembali
setelah 2 detik, konjungtiva anemis, mukosa pucat, mem
posisikan pasien setengah duduk dengan respon pernafa
san normal, tidak ada sesak, tidak ada retaksi dinding da
da, RR 20 x/menit, memberikan injeksi Bectysyn 2x1 ml
glidodin tablet 2x1 tablet dengan respon obat masuk dan
tidak ada reaksi. Pada tanggal 22 Juni 2010 pukul 05.30
WIB diberikan tranfusi darah dengan respon tranfusi ma
suk tidak ada alergi. Hasil evaluasi pada tanggal 22 Juni
2010 pukul 09.30 WIB adalah masalah belum teratasi de
ngan ditandai pasien mengatakan kadang masih pusing ,
les-lesan pada saat bangun dari tidur,ekspresi wajah ma
sih kesakitan, pengisian kapiler 2 detik. TD 120/80 mm
Hg, Nadi 80 x/menit, Suhu 37ºC, RR 20x/menit.


2. Perubahan Nutrisi yang kurang dari kebutuhan berhubu
ngan dengan pemasukan yang kurang


NOC

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil : pasin dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan, tidak terjadi penurunan berat badan, pasin tidak mengeluh mual. Rencana tindakan adalah kaji riwayat nutrisi pasien, observasi dan catat makanan pasien, timbang berat badan tiap hari, berikan dan bantuan oral hygien tiap hari, berikan diit dalam keadaan hangat dan menarik.

Tindakan keperawatan : penulis telah melakukan tindakan keperawatan pada tanggal 23 Juni 2010 pukul 07.30 WIB dengan mengkaji riwayat nutrisi pasien , respon dari pasien: pasien biasa makan tiga kali sehari dengan menu nasi, sayur dan lauk pauk, pasien tidak mempunyai alergi.
Mengobservasi pola makan pasien dengan respon pada tanggal 23 Juni 2010 pasien menghabiskan setengah porsi dari makan yang diberikan .


Hasil evaluasi pada tanggal 23 Juni 2010 pukul 13.00 WIB untuk masalah perubahan nutrisi adalah masalah teratasi ditandai pasien mengatakan mual berkuran, menghabiskan setengah porsi lebih makan yang disediakan di rumah sakit tidak terjadi penurunan berat badan.


3. Kurang Pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kuran informasi.

NOC

Setelah dilakukan penyuluhan 1x30 menit diharapkan pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatannya meningkat dengan kriteria hasil : pasien tidak cemas, pasien tidak banyak bertanya, pasien dan keluarga mengtahui tentang penyakit dan cara pengobatannya, pasien kooperatif dalam program pengobatan.

Rencana tindakan keperawatan : kaji tingkat pegetahuan pasien dan keluarga, beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya, jelaskan tujuan pemeriksaan dan pengobatannya, jelaskan bahwa untuk pengambilan bahan untuk pemeriksaan darah tidah akan memperburuk keadaan, berikan informasi secukupnya.
Tindakan keperawatan : penulis melakukan tindakan keperwatan yang sudah direncanakan pada tanggal 24 Juni 2010 pukul 07.30 WIB yaitu memberikan penyuluhan tentang perawatan pada pasien anemia, dengan respon pasien dan keluarga dapat menyebutkan cara perawatan anemia, pasien tampak puas dan tidak cemas. Evaluasi untuk masalah kurang pengetahuan dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2010 pukul 10.00 WIB adalah teratasi dengan ditandai pasien dan keluarga mengatakan tidak cemas dan dapat menyebutkan kembali hasil penyuluhan, pasien dan keluarga kooperatif dalam program pengobatan.